Detak jantung tak teratur setiap kali ada hal yang melibatkan Nungkai,
sedang Salma tahu terlalu sulit untuk semua kemungkinan yang pernah
waktu itu ditawarkan Nungkai padanya, semua teterima lebih sebagai
omong kosong. Nungkai satu-satunya orang yang paling dibenci bahkan
dalam ingatan sekalipun, namun yang menjengkelkan justru adanya
dorongan dari hati Salma sendiri yang selalu memaksa seluruh
kesadarannya untuk sekedar mengetahui sedang apa dia, dia Nungkai.
"Nungkai kau gila, kau tak menarik" itu kalimat yang paling pas.
Entah sudah berapa kali Salma mencoba, maka selalu berakhir pada hal
yang sama "kau masih ada"
Barangkali kini Salma benar-benar dipaksa untuk sadar jika Nungkailah
satu orang dari sekian banyak orang yang telah pernah ditemui yang
bisa menyentuh hatinya, walau itu berarti hal yang paling menyakitkan.
Hari yang membuat tak berguna lagi mantra, hanya senyum dan tak perlu
diartikan, barangkali Nungkai sudah akan tahu apa maksudnya, seperti
pernyataan berpisah yang bisa memiliki arti berbeda.
Benar sepertinya, dua laki-laki dan seorang perempuan terlihat di
kejauhan. Salma turun ke tanah sudah tak sabar ingin tahu apa maksud
kedatangan dari ketiganya, sambil melangkahkan kaki tangan kanan
meraih dan memetik kembang kopi yang tumbuh dihalaman, lalu
mendekatkan pada hidung hingga aroma khasnya tercium sempurna. Aroma
yang melayangkan perasaan akan rindu pada sesuatu yang Salma sendiri
tak pernah tahu.
Angin sudah mereda berubah menjadi sepoi, cukup untuk melambaikan
rambut Salma yang tergerai.
sedang Salma tahu terlalu sulit untuk semua kemungkinan yang pernah
waktu itu ditawarkan Nungkai padanya, semua teterima lebih sebagai
omong kosong. Nungkai satu-satunya orang yang paling dibenci bahkan
dalam ingatan sekalipun, namun yang menjengkelkan justru adanya
dorongan dari hati Salma sendiri yang selalu memaksa seluruh
kesadarannya untuk sekedar mengetahui sedang apa dia, dia Nungkai.
"Nungkai kau gila, kau tak menarik" itu kalimat yang paling pas.
Entah sudah berapa kali Salma mencoba, maka selalu berakhir pada hal
yang sama "kau masih ada"
Barangkali kini Salma benar-benar dipaksa untuk sadar jika Nungkailah
satu orang dari sekian banyak orang yang telah pernah ditemui yang
bisa menyentuh hatinya, walau itu berarti hal yang paling menyakitkan.
Hari yang membuat tak berguna lagi mantra, hanya senyum dan tak perlu
diartikan, barangkali Nungkai sudah akan tahu apa maksudnya, seperti
pernyataan berpisah yang bisa memiliki arti berbeda.
Benar sepertinya, dua laki-laki dan seorang perempuan terlihat di
kejauhan. Salma turun ke tanah sudah tak sabar ingin tahu apa maksud
kedatangan dari ketiganya, sambil melangkahkan kaki tangan kanan
meraih dan memetik kembang kopi yang tumbuh dihalaman, lalu
mendekatkan pada hidung hingga aroma khasnya tercium sempurna. Aroma
yang melayangkan perasaan akan rindu pada sesuatu yang Salma sendiri
tak pernah tahu.
Angin sudah mereda berubah menjadi sepoi, cukup untuk melambaikan
rambut Salma yang tergerai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar