3.13.2013

Pagi

"Ada apa Beng?" Urip merasa ada yang berbeda. Urip yakin jika tempat
dia berpijak sudah berubah dari yang kemarin, sedang dia merasa belum
beranjak dari tempat itu.
"Aku kenal daerah ini, kalian jangan jauh dariku!" berucap sambil
kedua mata Beng memperhatikan disekitar, perasaannya mengatakan jika
ini bukanlah hal yang baik, Beng mencoba menerka kemungkinan yang
bakal terjadi, dia sadar akan hal buruk sudah terlalu dekat.
"Bangunkan Dimah, jangan sampai dia terkejut!" ucap Beng.
Suasana terasa sangat sunyi, pagi-pagi ketiganya sudah harus bertemu
hal yang tak diduga sama sekali.
Tak ada pilihan lain, Beng menutup kedua mata dengan kepala semakin
menunduk, sedang kedua tangannya mulai bergerak lembut diikuti dengan
gerak di kakinya. Gerak gemulai Beng lebih seperti orang yang sedang
menari.
Sedang Dimah masih berusaha menata kesadarannya yang baru bangkit dari
lelap, Dimah sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang
terjadi, namun tak lama kemudian dia mulai sadar jika Beng sedang
reaktif terhadap sesuatu, Dimah mengenali gerakan Beng semacam tari
yang digunakan untuk teluh.
Tapi baru kali ini Urip melihat cara Beng menggunakan kemampuan yang
diceritakan banyak orang, menurut cerita Beng bisa memanggil roh angin
dan juga bisa mencipta pasukan dibawah mantra.
Entah pandangan mata atau langit pagi yang makin gelap, Urip merasa
seolah waktu berjalan mundur, namun tak begitu lama terasa kembali
normal dan semakin jelas terlihat sekitar, belum lagi selesai tanya
dalam hati Urip Pun Dimah sudah datang kejut lagi, karena mereka
mendapati diri telah berada di perkampungan penduduk yang terasa
asing.

(nah......, ada lagi tamu yang mengisi halamanku.
May be not enough your face, but don't worry, come anytime, I have more)

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...