"Mengambil kesempatan dari dua pertiga malam yang dijanjikan" suara dari kejauhan yang tak terlalu jauh. "salam alaika ya salam" menyambung kalimatnya dari hela nafas.
Aku curiga, sedang seharian aku larut dalam halusinasi, apa mungkin masih tak beres otakku " jangan kau dahulukan sangka, sedang yang kau hadapi nyata"
Guru Wahab menghampiri dudukku lalu mengambil ranting dari api unggun untuk menyalakan rokonya.
" Santai man.." beliau menepuk punggungku dengan keras dan aku mulai yakin jika ini benar guru Wahab, terasa dari hangat dan santainya komunikasi.
Walau usia beliau sudah diatas enam puluhan lebih namun beliau sangat energik, kritis, dan sering bercanda, aku sering berhati-hati jika berkata sesuatu, bisa-bisa aku diulas habis-habisan. Sering aku memilih aman dengan kalimat canda.
"Apa... Be te mikir dia" di susul ketawanya yang terasa membunuh sang malam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar