Malam semakin larut dan dingin mulai terasa, sedang bulan telah di atas kepala, guru Wahab masih belum tampak lelah. Kami berdua terdiam kehabisan bahan canda, aku nyalakan rokok sekedar mengisi kekosongan suasana, aku dengar desah nafas dari guru Wahab yang lebih terasa sedang melepaskan beban pikiran, suasana menjadi lengang.
"Tadi ibu memintaku menemuimu disini. Ujar ibu kau sedang kacau. Tapi setelah melihat kau tertawa, apa yang dicemaskan" beliau menatapku dengan sedikit senyum lalu menambahkan kayu ke api.
"Kau mau berbagi, siapa perempuan itu"
Aku terdiam, udara semakin terasa dingin, entah apa yang akan kusampaikan tentang Kemala, sedang aku hanya menyimpan rindu atau benci yang tak pernah aku mengerti.
4.12.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar