"Siapa dia, kelihatannya kau sangat mencintainya"
Aku tak menjawab, aku masih bingung terhadap dia, kenapa dia tampak seolah biasa saja.
Sinar kilat sesekali tampak diikuti suara gemuruh, sisanya hanya bisu dan badanku yang terasa kotor, maka perasaan salah dan dosa terasa lebih lekat. Aku tak menduga sampai sejauh ini.
"Aku habis berapa loki tadi" tanyaku memastikan sejauh mana kesalahanku.
"Nggak kehitung" sambil dia memindah posisi setengah menghadapku, matanya mencermati wajahku seolah ingin menggali.
"Perempuan itu pasti cantik" tanyanya lagi.
Aku menghela nafas.
"Dia di Belanda" aku masih belum siap menjawab pertanyaannya, dia masih asing bagiku, tapi aku merasa menjadi tamu, tak mungkin aku diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar