5.03.2013

Di Kediaman Datu Yana

Ada spekulasi yang menyatakan jika batu itu berada di puncak tertinggi
dari pegunungan Meratus dan masih terlindungi oleh sihir kuno.
Sayang sungguh disayang Narang tidak berhasil menemukan Erla yang
sangat diharapkan untuk bisa memberi informasi lebih banyak tentang
keberadaan batu keseimbangan itu, gagal. Setidaknya itu bukan berarti
sudah berakhir upaya Narang, tetapi Narang harus memulai lagi dari
awal. Ada yang masih bisa dicoba dan tokoh tua sebagai pilihan
terakhir, pilihan yang terlalu buruk untuk diambil, mengingat resiko
yang ditawarkan jika mengikuti cara mereka.
Datu Yana menjadi nama yang lebih awal muncul dalam ingatan dari
daftar semua nama tokoh tua.

Di lain tempat dari keberadaan Narang.
Di kediaman datu Yana.
"Barang siapa mengenal akan dirinya maka dia mengenal akan Tuhannya"
ucap datu Yana pada Silvi cucu perempuan sang datu yang telah beranjak
dewasa.
"Kalimat yang sebenarnya multi tafsir. Dulu Urip pernah mengajukan
konsep awal penciptaan manusia. Dia mengambil rahman dan rahim Tuhan
yang dikaitkan dengan kalimat Kedua orang tuamu adalah Tuhan yang
nyata. Bapak merahman sel jantan kepada ibu dan ibu merahim sel jantan
tersebut di dalam kandungan setelah sel jantan itu berhasil membuahi
sel telur milik sang ibu. Sangat dasar dari awal adanya manusia.
Maka itu sudah bisa kau jadikan tafsir sederhana untuk pengenalan
dirimu, tafsir yang bisa kau buktikan secara ilmiah.
Pun sebenarnya akan ada sisi lain daripada tafsir itu" ujar datu Yana.

"Kai, mengapa aku diadakan? Apa bisa aku berguna" tanya Silvi.
Datu Yana tersenyum tipis mendapati pertanyaan sang cucu, ada
kebahagiaan tersendiri ketika bercengkrama dengannya, jauh dari
kerumitan yang menekan psikologis.

"Lentera tak sekalipun pernah bermaksud memberikan penerangan kepada yang lain.
Cahaya hanya akibat dari keberadaannya, cahaya bukanlah aksi.
Nikmati saja hidupmu, kumpulkan sebanyak mungkin apa yang kau
kehendaki, nanti akan ada masanya dari apa yang kau kumpulkan itu akan
memancarkan sinar yang kuat, hingga kau kehendaki atau tidak akan
tetap terucap dari bibir mereka bahwa kau telah menerangi mereka" ujar
sang datu.

Ada banyak hal yang datu Yana tak berani menyampaikan kepada
kebanyakan orang, pun itu cucunya sendiri. Konsep dasar kehidupan yang
akan terlalu pahit jika disampaikan dan akan menimbulkan banyak
fitnah.

Datu Yana sangat ingat bagaimana Urip yang berusaha mengambil kunci
yang telah ditenggelamkan oleh para pendahulu itu. Datu Yana mengenal
Urip yang berakhir sebagai kemerosotan mental pun akhlak, kebencian
juga cinta mewarnai setiap gerak. Sesekali terlalu bersemangat, kadang
juga membingungkan.
"Urip" desah datu Yana mengenang Urip juga perempuan yang menjadi
kekasihnya itu. Tergambar sebuah pertemuan yang sulit juga menyimpan
kerumitan.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...