Di kondisi yang sangat membingungkan hal yang paling mungkin hanya
mengambil keuntungan dari sifat-sifat alami, bahkan jika mungkin
menjadikannya sifat itu berlipat ganda, atau tidak pernah ada
kesempatan lagi.
Batu penyangga yang menjadi bagian dari keseimbangan tetap harus didapat.
Itu yang Narang rasakan ketika semuanya terasa makin sulit. Ketika
yang didapat hanya datu Yana yang telah pergi meninggalkan kediamannya
sehari sebelum dia sampai.
Tak perlu lagi informasi kemana arah, kali ini Narang hanya
mengandalkan navigasi yang bisa terbaca oleh insting. Narang tak lagi
mengikuti apa yang dipikirkan, karena dia makin sadar jika apa yang
dipikirkan benar hanya berujung pada salah.
Narang sadar jika kemampuan yang dimiliki memang tidak harus
dibenturkan pada hal yang sulit, kalau bisa mudah kenapa tidak?
Pun ada sadar sisi lain yang mengatakan jika alam telah sepakat bahwa
semua masalah telah memilih penyelesai masalah itu pada yang sesuai,
menurut kadar masing-masing.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar