11.04.2013

Pram Lenyap

Wajah Angga tampak pucat, tetua tahu apa artinya itu sehingga dia
segera menahan dari belakang lalu merebahkan tubuh Angga diatas
rumputan.
Kali ini Pram mulai sedikit panik perasaan was lebih menguasai, ada
sesuatu yang tidak seharusnya. Naluri mengambil alih kesadarannya
hingga dia segera mengambil dan menghidupkan kamera untuk cepat
mengambil gambar takut kehilangan moment. Tetua hanya sedikit melirik
kearah Pram.
"Wyusimamubi taungkap, tabuka ikau nang tatutup wan daun" ucap tetua.
Segera langit mendung dan terlalu cepat seorang perempuan sudah
berdiri menepuk bahu tetua hingga tetua segera menoleh dan sedikit
kejut
"Salam" tetua menunduk santun.
"Alaika salam" jawab perempuan itu lebih santun.
Pram kali ini seperti patung mendapati keterkejutan berlebih hingga
tak terasa kamera yang ada di tangannya terjatuh.
"Murdi, tetua dari wilayah Hulu Tengah, ada apa jauh-jauh hingga
sampai di Tanah Luar ini? Siapa yang pian cari?"
"Nungkai" jawab tetua.
"Dia tidak sedang berada disini, dia bersama Urip dan yang lain sedang
berada di Tanah Dalam, tapi aku bisa membatu pian lebih dari yang pian
harapkan" lanjut perempuan itu yang dengan cepat sudah terlalu dekat
dengan wajah Pram.
Harum aroma melati menyebar, sedang perempuan itu makin menggoda Pram.
Gaun yang terbuat dari kain satin warna merah menampakan lekuk tubuh
perempuan dewasa.
"Kau sama seperti kawanmu, aku tahu kau menyimpan tali asamara yang
sulit kau wujudkan, katakan permohonanmu, aku akan mengabulkan" lembut
ucap perempuan itu.

Hilang, setelah kedip mata tak lagi tetua melihat Pram, hanya ada
Angga dan kamera Pram yang tergeletak di tanah.
Senyum tetua tipis, tetua tahu sedang dimana Pram berada, tetua bukan
orang bodoh.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...