11.15.2013

Ciut Nyali

Wajah lembut Salma bukanlah jaminan atas keadaan bisa membaik.
"Murdi yang dulu memiliki banyak nyali tapi sedikit kebijaksanaan
rupanya telah berubah. Sekarang kau mampu ikut bermain dalam tarian
kehidupan mengikuti genderang yang makin rancak"
"Aku hanya menjaga rohku agar tak terlepas dari tambat" jawab tetua
dengan penuh kehati-hatian karena tetua masih yakin jika mahkota teluh
itu masih dijaga oleh Salma dengan baik.
Belum lagi sempat menata perasaan aneh yang tiba-tiba menyergap, aroma
kembang kopi telah memenuhi di sekitar tetua berdiri dan itu makin
menciutkan nyali. Menurut kabar bau kembang kopi merupakan tanda awal
Salma melepas teluh dan sejak dulu Salma tersohor kehalusannya dalam
teluh.
"Aku hanya kebetulan lewat untuk menikmati sore yang memiliki nuansa
indah bagiku" ucap Salma dengan lembut yang justru membuat tetua
menelan liur masam.

Sejak kandasnya perasaan Salma pada Nungkai teluhlah yang menjadi
pilihan Salma. Diam dan tak lagi menampakkan pada kehidupan lain
justru menjadi pilihan Salma walau dia sangat tahu jika itu taklah
baik.
Nungkai asyik dengan ilmu hitamnya pun Salma makin terhukum oleh
perasaanya sendiri. Tapi itulah hidup yang sering tidak memberi
pilihan.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...