Wajah lembut Salma bukanlah jaminan atas keadaan bisa membaik.
"Murdi yang dulu memiliki banyak nyali tapi sedikit kebijaksanaan
rupanya telah berubah. Sekarang kau mampu ikut bermain dalam tarian
kehidupan mengikuti genderang yang makin rancak"
"Aku hanya menjaga rohku agar tak terlepas dari tambat" jawab tetua
dengan penuh kehati-hatian karena tetua masih yakin jika mahkota teluh
itu masih dijaga oleh Salma dengan baik.
Belum lagi sempat menata perasaan aneh yang tiba-tiba menyergap, aroma
kembang kopi telah memenuhi di sekitar tetua berdiri dan itu makin
menciutkan nyali. Menurut kabar bau kembang kopi merupakan tanda awal
Salma melepas teluh dan sejak dulu Salma tersohor kehalusannya dalam
teluh.
"Aku hanya kebetulan lewat untuk menikmati sore yang memiliki nuansa
indah bagiku" ucap Salma dengan lembut yang justru membuat tetua
menelan liur masam.
Sejak kandasnya perasaan Salma pada Nungkai teluhlah yang menjadi
pilihan Salma. Diam dan tak lagi menampakkan pada kehidupan lain
justru menjadi pilihan Salma walau dia sangat tahu jika itu taklah
baik.
Nungkai asyik dengan ilmu hitamnya pun Salma makin terhukum oleh
perasaanya sendiri. Tapi itulah hidup yang sering tidak memberi
pilihan.
11.15.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar