11.14.2013

Heran



“Pertemuan Pram dengan Nungkai hanya memberi gambaran betapa kesombongan masih lebih menguasai, walau seseorang telah paham terhadap nilai kehidupan sekalipun, walau ada kepentingan lain yang seharusnya lebih bisa menekan kesombongan akan tetapi sifat dasar manusia yang selalu menjadikan kerusakan dan pertumpahan darah semata tetap akan muncul mengambil ruangnya sendiri.
Setiap dialog tak lebih hanya menunjukan prilaku meninggikan keakuan, bahwa aku lebih tahu daripada kamu. Dorongan atas penguasaan akan tetap terjadi ketika seseorang merasa ada kemampuan dalam pemikiran, materi atau apa saja yang mereka bisa jadikan sarana penaklukan terhadap yang lain.
Tinggi ego.
 Maka menjadikan diri sendiri bodoh dengan membuang apa yang seseorang itu telah pelajari bukanlah hal yang buruk. Pun ketika seseorang menjadikan diri sendiri bodoh bukan berarti seseorang tersebut benar-benar bodoh karena sewaktu seseorang melakukan sesuatu tentu naluri akan menuntun pada penyelesaian terhadap suatu masalah yang mereka sedang hadapi. Pun  pengetahuan yang mereka lupakan  tak jua sepenuhnya hilang dan akan menjadi perbandingan dengan sendirinya, terjadi peleburan yang mematangkan” ujar tetua.

Angga hanya mengatakan ya, ya saja. Angga sebenarnya lebih tertarik dan bertanya-tanya bagimana cara kerja air dalam mangkuk hingga bisa berfungsi layaknya cctv yang ada di rumahnya, sehingga mereka berdua bisa melihat apa yang dilakukan Pram dengan Nungkai. Dalam benak "kok bisa ya, wah..." maka terpikir, sudah barang tentu Angga ingat kekasihnya dan ingin memanfaatkan kemampuan tetua.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...