“Kesalahan jika kau menginginkannya” kalimat itu masih
terngiang ditelinga. Seorang sahabat menasehati aku agar mengambil jalan yang
lurus, dia menganggapku telah terlalu jauh melangkah.
Ya sebuah kesalahan fatal. Sekedar andai, andai aku mengambil dua buah karya yang
memiliki obyek sama dengan gambar kubus, jika yang satu dihasilkan oleh mesin
printer dengan hasil garis-garis lurus
sempurna dan yang lainnya dihasilkan oleh tangan seniman dengan hanya
mengandalkan pensil tanpa ada penggaris sebagai alat bantu. Mudah ditebak
tentu, pasti karya dari tangan seniman tersebut akan banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna.
Ya sebuah kesalahan fatal, aku sadar. Akan tetapi aku bukan
pemuja kebaikan, apalagi kesempurnaan. Bagiku kesempurnaan adalah mati, tak
ubahnya mesin printer. Aku menikmati sedikit kesalahan yang menggoda, kesalahan
justru indikasi akan kehidupan, kesalahan akan lebih menunjukkan karya si hidup, kesalahan adalah saat dimana sebagian
ruh terlibat dalam berkarya. Bukan melulu pikiran yang selalu sadar dan haus
akan gambaran-gambaran sempurna. Bagiku ketidak sempurnaan justru sempurna, sempurna untuk menjelaskan bahwa hidup adalah yang sempurna.
Aku berjalan dengan ruh, pun ketika aku memujanya, aku puja dia
dengan membelah sebagian ruh yang aku miliki. jika kau anggap aku salah, aku sungguh tahu itu, karena kau hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar