Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin.
Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah harus ada di jalannya tak perlu dihindari. Tidaklah mungkin untuk dibenarkan pun tidak pula mungkin dinyatakan sebagai kesalahan, melainkan terjadilah jika memang terjadi.
Setidaknya itu yang ada di perasaan Arya walau di hati berkata lain, sekedar kalimat pereda gugup, ketika dengan tak di duga Kemala telah menatap dengan tajam.
"Kemala, benar aku tak bisa menahan rindu yang sungguh telah aku bendung dengan sekuat tenaga, pun aku sangat tahu akan sia-sia, tapi bagaimana mungkin sedang nafasmu masih terlalu dekat dengan telingaku.
Maafkan aku telah menatapmu"
sungguh terlalu banyak sapaan yang Kemala terima, tapi mengapa justru sapa dari Arya yang disesali, untuk alasan apa, sedang cinta bukan pilihan yang mungkin. Atau masih ada kemungkinan lain yang masih mungkin. Tentu hanya Kemala yang tahu.
Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah harus ada di jalannya tak perlu dihindari. Tidaklah mungkin untuk dibenarkan pun tidak pula mungkin dinyatakan sebagai kesalahan, melainkan terjadilah jika memang terjadi.
Setidaknya itu yang ada di perasaan Arya walau di hati berkata lain, sekedar kalimat pereda gugup, ketika dengan tak di duga Kemala telah menatap dengan tajam.
"Kemala, benar aku tak bisa menahan rindu yang sungguh telah aku bendung dengan sekuat tenaga, pun aku sangat tahu akan sia-sia, tapi bagaimana mungkin sedang nafasmu masih terlalu dekat dengan telingaku.
Maafkan aku telah menatapmu"
sungguh terlalu banyak sapaan yang Kemala terima, tapi mengapa justru sapa dari Arya yang disesali, untuk alasan apa, sedang cinta bukan pilihan yang mungkin. Atau masih ada kemungkinan lain yang masih mungkin. Tentu hanya Kemala yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar