Aku heran, mengapa aku jadi rajin menulis, sedang makin hari makin sadar betapa dangkalnya aku, apalagi setelah tahu akan perbendaharaan kata yang sangat terbatas. Aku juga tidak banyak pengetahuan dan tentu jauh dari pintar.
Takutku jika hasrat menulis ini terlahir atas dorongan otak primitif untuk menyapa seseorang di jauh sana. Ini berarti..
Jadi teringat almarhum Popo Iskandar seorang pelukis besar, yang karyanya kalau tidak berobjek kucing ya ayam jago. Cuma dua objek itu saja untuk sekian banyak tema dalam karyanya.
"aku melukis tanpa konsep, aku tidak tahu apa itu tehnik, ataupun apa itu komposisi" begitu jawaban jikalau beliau ditanya soal konsep yang melatar belakangi karya.
Aku masih ingat ketika melihat salah satu karya beliau disebuah galeri kawasan Kemang Raya, memang sangat sederhana lukisan itu, tapi begitu jelasnya greget yang terlihat, ada kekuatan besar dari kesederhanaan tema maupun warna. Goresan kuasnya, seolah ditanami mantra yang teramat kental.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar