Bodohnya aku yang mempercayai gelap juga wujud cahaya, sehingga aku dengan setia selalu melihat di kegelapan. Aku mempercayai optimisme dari kemungkinan yang dianggap tidak mungkin, bukan yang mungkin.
Memang ini terdengar seperti kejahatan kuno yang telah terlalu lama dikubur. Aku tahu itu.
Aku tidak menggunakan indra untuk mengenali, melainkan perasaan, yang justru sering menipuku, atau mungkin kau yang berkata dusta, sehingga apa yang aku rasakan kau nyatakan salah.
Aku memperhatikan ekspresi hati, walaupun itu nyata berlawanan dengan realita.
Gelap bagiku adalah cahaya dan Sunyi bagiku juga terdengar.
Ya, bisu juga menyampaikan dan aku berusaha menyampaikan kalimat dengan bisu.
Pun keyakinanku kau bisa mendengar bisu itu, sama seperti aku mendengar di kebisuanmu.
Terdengar saat telinga tak mendengar, di menjelang tidur malammu.
Bukan kalimat cinta atau benci yang kusampaikan. Sungguh hatimu telah mengerti itu. Maka dustakan jika ingin kau dustakan, sehingga kau bisa merdeka atas ikatan.
7.17.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar