Kadang aku merasa ini tak lebih dari sekedar komunikasi menggunakan gestur seperti yang dilakukan oleh individu pada awal kehidupan cerdas di jaman purba. Sebelum cara komunikasi dengan menggunakan isyarat gerak tubuh itu berevolusi menjadi bahasa komunikasi vokal sebagai sarana penyampaian pikiran kepada individu lain.
Mungkin karena terbatasnya kosa kata yang aku miliki, sedang isi kepala dipenuhi pertanyaan dan keinginan yang aku sendiri tak pernah bisa memahami apalagi menyampaikannya.
Jika apa yang ada di benak tak terurai lagi maka tubuh sering otomatis memilih cara primitif secara paksa, yang kadang dipaksa bibir untuk tersenyum, kadang raut dibuat muram, kadang air bening meluncur dari sela pelupuk mata , kadang...
Ya, kadang aku masih mempertanyakan mengapa mantra alam memaksa aku untuk terus menari, sedang aku sudah terlalu lelah.
Sama, sama seperti apa yang ada dibenaknya, tarian ini akan sia-sia. Tidakkah menyerah saja.
7.17.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar