9.14.2013

Iri

Keinginan yang sering menggangu pikiran seseorang justru bisa didapat
pada saat seseorang tersebut tidak menginginkan. Pun semua yang
ditanyakan Angga barangkali akan terjawab pada saat Angga tidak
bertanya lagi. Lupa justru mendapat jawaban, berbanding terbalik
dengan yang kebanyakan orang nyatakan.

Pram memutar roda pada kursi rodanya menuju pintu keluar, dia merasa
jenuh dengan udara penginapan yang pengap, meninggalkan Angga yang
masih lelap. Di luar langit mendung dan udara pagi terasa segar
menyentuh kulit. Tak lama menikmati udara Pram merasa ada sesak pada
bagian dadanya. Namun tak perlu Pram bertanya lagi, Pram sudah tahu
jika nikotin pada asap rokok yang selama ini dihisaplah yang menjadi
sebab, sudah barang tentu dia tak ingin itu dan Pram segera membuang
rokoknya yang masih menyala.
Untuk kali ini Pram tak ingin berfikir dan memberi kesempatan pada
hati untuk berekspresi menentukan indahnya sendiri.

Di seberang jalan terlihat seorang nenek yang sedang membuka kiosnya
dan tak lama kemudian juga terlihat seorang gadis belasan tahun yang
mengenakan seragam SMP bergegas menghampiri nenek itu. Terlihat dia
membungkuk lalu mencium tangan si nenek. Sedang gadis lain juga dengan
seragam yang sama dan tak jauh tampak melempar senyum pada mereka.
Kedua gadis yang memiliki banyak warna bahagia hingga terlihat pada
wajahnya sedang memulai hari menuju sekolah.
"Ah" Pram membuang rasa iri.

Apakah dewasa berarti meninggikan konflik di kepala sehingga seseorang
harus kehilangan warna bahagia?
"Ah..."

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...