2.16.2013

Nungkai

"...Bahkan ketika dia menyapamu kau tak pernah berani membalas
sapaannya" senyum tipis kemenangan di bibir Nungkai.

Nungkai di kalangan salafi terkenal sebagai ahli pertahanan dengan
menggunakan ilmu hitam, yang sering orang-orang dengar dia memiliki
teluh sebagai keahlian yang mendasar. Entah apa yang menjadi alasan
bagi dia untuk menekuni ilmu hitam, alasan yang tidak jelas, tapi
sesungguhnya sangat jelas. Nungkai juga sangat menyukai seni ilmu
ramuan tradisional.
"Kau sudah memutuskan rencana?"
Urip masih saja diam walau Nungkai mencecar.
"Atau kau ingin aku membantumu?" Nungkai rupanya sudah tak sabar
menghadapi Urip yang sedari awal membisu.
"Ya atau tidak, dan kau sudah tahu hatiku yang mendalam, apakah kau
juga ingin aku mengatakan apa yang ingin kau dengar Nungkai?" Urip
rupanya tak tega membiarkan Nungkai bertanya tanpa jawab.
Tapi jawab Urip kali ini malah menjadikan mata Nungkai berubah menjadi
curiga, dia sedikit kesulitan membaca kemungkinan yang akan Urip
sampaikan berikutnya, bahkan sekarang Nungkai merasa bodoh telah
mengajukan pertanyaan yang seharusnya tak perlu diajukan. Padahal
Nungkai biasanya sangat berhati-hati, dan tidak mau gegabah.
"Aku tidak melakukan sesuatu yang orang tidak minta" Nungkai berusaha
menyembunyikan kesalahannya.

Suasana berubah sepi, sudah tinggi hari, mungkin mereka sudah lelah.
Kini hanya menyisakan raut Urip yang setengahnya menggambar rasa
khawatir, kekhawatiran jika dia masih memaksakan perasaannya maka akan
berdampak semakin buruk terhadap perempuan yang hingga saat ini masih
mengisi ruang hatinya. Urip sadar jika diperlukan keberanian untuk
sebuah perubahan.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...