"Urip, barangkali tidak ada yang bisa membuatnya bahagia bahkan ketika
dia telah berhenti mengeluh.
Kau telah menghancurkannya. Sedang yang aku tahu dari raut wajahnya
dia perempuan yang menyenangkan dan kau sama sekali tidak untuk kali
ini"
Makin kusut Urip mendengar Nungkai berkalimat yang sama sekali tidak
ingin didengar. Sedang Nungkai malah melepas senyum ejek melihat Urip
yang terbungkam.
Nungkai sebenarnya bukan tipe pria yang sok tahu, terlalu jarang dia
bersedia meladeni diskusi yang hampir tak jelas. Tapi kali ini dia
ingin sedikit membuat kondisi dari pertemuan yang mengundang ketidak
nyamanan, sedang dia sangat tahu akan Urip.
"Tunjukkan satu saja kebaikan yang pernah kau lakukan padanya" ujar
Nungkai, lalu keduanya sesaat terdiam.
"Aku sudah tahu kau tak akan bisa menjawab. Seharusnya kau sadar, kau
hanya membuat pilihan gila dari sejak awal, dan yang aku tahu kau
licik juga egois. Kau menyedihkan" serapah Nungkai.
2.15.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar