"Ayo jangan ragu" bisik Dewi.
Mengetahui Salma yang semakin gelap jalan membuat Dewi terus sibuk
mengacaukan suasana apalagi Salma telah siap menggunakan teluh.
"Bukankah dia telah membuatmu kehilangan banyak teman. Lihat dirimu
yang semakin larut dalam kesendirian, kau sadar. Ayolah" lanjut Dewi.
Salma termakan bisik Dewi dan memejamkan mata berusaha untuk
mengumpulkan seluruh rasa tega yang dimiliki, menutup semua ingatan
tentang Urip kemudian mengisi matanya dengan rasa benci.
Aroma kembang kopi telah berubah menjadi sesak bau kemenyan. Urip
merentangkan lengan lalu menurunkan kedua lutut ke tanah. Urip
memejamkan mata tanda telah siap dan tak ingin menghindar.
Dewi tersenyum merasa bakal mendapat kemenangan.
Barangkali Salma akan sangat mudah untuk melenyapkan Urip tapi akan
tidak mudah setelahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar