"Apa ada kegagalan dari yang direncanakan atau Urip mulai sadar jika
mengandalkan kemampuan beradaptasi seperti yang ia yakini selama ini
ternyata tidak mampu memberi jawaban atas apa yang ia kejar. Adakah
alasan lain sehingga Urip kali ini memiliki kesediaan di tarik kembali
ke dalam wilayah konflik suku Tanah Luar" tanya Angga. "Bukan,
setahuku Urip memiliki konsistensi yang cukup ketika mengambil
tindakan, setidaknya dia tidak akan berhenti sebelum benar-benar
mendapat kesimpulan yang cukup dari apa yang ia lakukan. Aku menyangka
yang ia lakukan kali ini masih ada kaitannya dengan Salma" bisik Pram
tak ingin Urip menyadari jika ia yang sedang membicarakannya..
Angga menahan langkah agak jauh dari posisi Urip pun Dimah. Demikian
pula Pram turut menghentikan kursi rodanya.
"Mana Nungkai" tanya Kojin.
Pram hanya tersenyum dan tak menjawab. Pram berharap Kojin tak perlu
basa-basi karena jelas Nungkai masih berada di Tanah Dalam.
"Salma titip salam" ujar Pram.
Urip menarik nafas lalu melepas lapang. Urip merasa tak bisa lagi
bicara dan terasa ada yang bergolak di dadanya ketika mendapat salam
dari Salma. Entah mengapa Urip seperti terhukum, seperti semua mata
memandang tajam dan menyalahkan dirinya yang memang sudah merasa
bersalah.
"Ada apa Rip" Pram menegaskan posisi mengetahui kelemahan Urip.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar