Kebencian Salma pada Urip yang tadinya sudah terkumpul entah mengapa
jadi mencair lagi dan lambat-laun berbalik arah pada membenci diri
sendiri.
Salma bimbang, jadi sangat ingin membenci hidupnya sendiri yang
membuat nafasnya tak lagi lapang, terasa berat, semua jalan terlihat
buntu, entah. Keberanian tak lagi bisa dikumpulkan seperti dulu, hidup
seperti terkutuk sedang air mata tak lagi memiliki arti.
Salma memandang kosong pada Urip yang sekarang tampak lemah dihadapannya.
"Setidaknya aku masih punya kau untuk kawan bicara. Setidaknya kau
masih bisa aku maki ketika sepi mengusikku" ucap Salma lirih.
Ucapan sekedar memastikan jika yang di hatinya belum lagi siap untuk
melenyapkan Urip. Mungkin nanti jika sudah ada pengganti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar