2.09.2016

Luka



Kecepatan hanya 50/km, tak ingin tergesa untuk sampai di desa Karang yang menjadi tujuan akhir Urip untuk menurunkan barang pesanan pelanggan. Udara masih terasa agak gerah sedang ac pendingin sudah berada di level maksimal. Perjalanan rutin yang membosankan melalui perkebun sawit milik perusahaan dari orang-orang kaya dan jika tidak itu maka galian sangat dalam dan lebar bekas dari pegerukan batu-bara. Sisanya hanya lahan-lahan kecil milik rakyat yang tak begitu luas. Negeri yang kaya bagi orang yang memaknai hidup dengan arti menumpuk kekayaan.

Di depan surau Urip berhenti, rasa penat  memaksanya untuk turun sekedar melemaskan otot karena sudah setengah hari lebih duduk di belakang kemudi.
Berteduh di bawah pohon asam menjadi pilihan yang paling nyaman apalagi angin mulai semilir menghibur membawa aroma wangi tipis kembang kopi dari perkebunan. Urip memandang  jauh ke awan di langit biru, ada yang terusik dari kesadarannya ketika wangi kembang kopi itu tercium semakin kuat, ingatan tentang tanah dalam.
Ada terlalu banyak hal dari kebersamaan dengan orang-orang yang telah ditinggalkan. Dan ketika Urip memandangi beberapa luka di tubuh, ia tersenyum, luka yang akan selalu diingat, tapi sesaat kemudian wajah Urip berubah, ia menjadi tampak pucat, jelas menggambar sebagian dosa bangkit,  luka yang dipandangi tadi kelihatannya berubah menjadi kutuk dan menghukum. Rupannya Urip lebih dalam mengingat perjalan yang telah ia lalui, ada banyak hal yang telah pernah ia lakukan hingga menyakiti orang-orang yang ia cintai. Sekarang semua kenangan menyesak, memenuhi sadar hingga terasa berat nafas Urip.  Rasa sesal yang barangkali akan abadi.  Bagaimana tidak, Urip telah membuat  orang yang di cintai menangis, Urip sadar akan kebodohannya, dia telah membiarkan orang yang dicintai menunggu.

Waktu terus mengalir menghanyutkan Urip. Sedang disetiap sepi hangat nafas dari orang yang ia cintai masih terlalu dekat dengan telinga.
Urip bersandar dan memejamkan mata dan tak tahu harus apa.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...