2.25.2016
Saling
tulis atau berapa angka kematian bayi jika tak tertangani secara medis
atau mungkin kau yang bersinggungan langsung dengan pasar rakyat apa
lantas tidak berguna pemilihan segment untuk melepas produk, belum
lagi soal managemen. Apa cukup asal tanpa bidik, tanpa kelola.
Setidaknya mereka yang telah menempuh akademi memiliki alasan yang
cukup dari sukses yang mereka dapat, pula mereka memiliki prediksi
yang memadai sebelum kemungkinan ada kemerosotan dan penanganannya.
Nah, jika non akademis mereka mendapat keberhasilan dengan kebetulan
dan tak tahu kapan kemerosotan dia dapat. Lalu mereka menyerahkan
setiap kegagalan pada Tuhan, dia lupa jika Tuhan telah menjadikan
manusia sebagai kalifah yang berarti pemimpin dimuka bumi. Bukankah
pemimpin seharusnya mampu menyelesaikan masalah dan bukan malah
mengembalikan masalah pada Tuhan yang telah memberi kepercayaan atas
akal yang telah di berikan pada manusia itu" ujar Dimah.
"Betul lol lol lol ...seeratus persen" timpal Kojin dengan muka konyol.
Urip hanya diam dan menghisap rokoknya dalam-dalam. Urip tahu keduanya
datang untuk tujuan lain dan bukan untuk memberi kuliah. sesaat
ketiganya terdiam saling tunggu. Dimah melirik kearah Kojin berharap
Kojin memulai pembicaraan kearah topik yang mereka berdua telah
rencanakan tapi kelihatanya Kojin juga menunggu Dimah.
Tapi Urip mulai meraba jika keduanya akan menariknya lagi kepersoalan
Tanah dalam. Urip melepas nafas berat teringat keruatan yang sulit
diurai. Berat rasanya memasuki lagi dunia yang tak tentu arah.
2.14.2016
Ledek Dimah
2.12.2016
Hati
Dini Hari
2.10.2016
Sebentar Lagi Malam
2.09.2016
Luka
2.06.2016
DI Balkon
Malam telah tinggi tapi gerimis masih belum mau berhenti di kota Batulicin. Di balkon atas dari penginapan sederhana tepi kota Urip sengaja membiarkan waktu terus mengalir bersama Andi juga Uji. Walau bukan akhir pekan dan jelas pekerjaan esok hari menunggu ketiganya tampak tak hirau.
" Sebulan yang lalu salah satu dari mahasiswaku mengajukan pertanyaan yang sebenarnya hampir tak pernah aku tahu jawaban secara tepat. Dia menanyakan relefansi dari kebijakan ekonomi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah anjloknya pasar global. Pula dia tanyakan perubahan pola yang terbentuk dari mekanisme pasar dan dampaknya terhadap ekonomi mikro yang jelas menyentuh langsung kehidupan masyarakat" Ujar Uji
Sambil menahan pedih mata dari asap rokok yang di hisap Andi berusaha mengajak Uji untuk melupa apa yang mengganggu pikiran
"Sudahlah, hampir semua sektor di negeri ini tertekan. Jika berkaitan dengan ekonomi maka para pelaku usaha yang diingat hanya hutang-piutang, tentu itu akan meninggikan tensi. Sudah jelas sekarang serba tak menentu sedang kewajiban tehadap perbankkan sudah tentu harus mereka selesaikan" ujar Uji.
Tawa Urip keras terdengar, tawa yang lebih menunjukkan pada dia tak mau kalah, tawa yang lebih pada mengajak kedua temannya untuk menjadikan pembicaraan lebih ringan.
Benar setelah itu ketiganya bisa tertawa menertawai apa yang baru mereka bicarakan sendiri, terasa melapang.
Sudah hampir jam 3 tapi gerimis masih tak henti.
"Besok ada tamu dari Jakarta dan aku seharus datang ke kantor. Kabarnya GM jakarta yang akan turun kesini dan kabarnya lagi akan diadakan perombakan menegemen. Tahun kemarin dan sampai saat inipun memang sangat berat, penjualan merosot. Itu terjadi di seluruh distributor di Indonesia. Apalagi Fort yang tak terduga hengkang dari Indonesia, sedang fort termasuk rekan pengguna produk kami yang cukup tinggi permintaanya.
Ya sudahlah, mungkin sejam lagi aku akan pulang ke Banjarmasin" ujar Andi dengan nada rendah menunjukkan sudah dia kelelahan.
"Kita tak akan pernah tahu esok bahkan kaum analis yang kesohorpun kesulitan menentukan variabel yang memungkinkan untuk dianalisa, mereka saat ini hanya bisa membuat prediksi yang masih mengambang. Aku tidak lagi menggunakan kemungkinan. Aku juga gelap, tapi percalalah setiap dari detik putaran waktu akan ada hal baru dan masing-masing dari kita siap apa tidak tetap harus berbentur dengan hal baru.
Masing-masing dari kita memiliki kecerdasan yang kita sendiri hampir tak pernah sadari, kita punya autoproteksi terhadap setiap kemungkinan buruk. Kau , aku pun yang lain sama.
Barangkali aku terlambat terhadap apa yang sekarang aku sadari, aku gagal justru karena akademis yang telah tertanam di otakku terlalu sering mengambil alih keputusan. Aku terlalu banyak pertimbangan yang justru mematikan langkahku, aku tak pernah bisa all aout. Walau aku sadar jika akademis hanya piranti pendukung dan yang seharusnya dominan kemampuan adaptasi tapi apa nyatanya, aku tetap tak bisa seperti yang aku telah pahami.
Aku tahu jika banyak dari pengusaha sukses atau mereka yang berhasil mencapai apa yang diinginkan justru bukanlah orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademis. Mereka yang berhasil justru mereka yang memiliki kesederhanaan, justru mereka yang tak memiliki kemampuan presentatif.
Kesadaranku yang terlambat. Sudahlah, esok adalah esok dan jika aku makin tenggelam biar tenggelam sedalam-dalamnya. Setidaknya aku masik memiliki auto proteksi terhadap kemungkinan buruk " Urip mengakhiri pembicaraan bersamaan dengan dia berdiri lalu membuang puntung rokok2.05.2016
Arya
Ujar datu menyisakan sepi dan kejut ketika tiba-tiba suara serangga malam berhenti, sama sekali tak terdengar dan udara berubah terasa sedikit gerah sedang seharusnya hutan tak pernah henti dari keributan suara serangga juga seharusnya dingin menyelimuti.
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...