4.24.2014

Kau Lelah

Terkadang aku membaca tulisan seseorang bukanlah memperhatikan apa
yang ditulis itu tapi psikologis dari si penulis itu.
Tekanan, kejenuhan, bimbang, pamer, bangga, bagia, ragu bertindak,
tegur sapa kepada yang lain atau apa saja latar belakang penulis
terkadang sangat jelas bagiku.

Pun ketika membaca tulisan dari seorang kekasih yang bercerita tentang
rananya maka aku bukan tak tahu rana itu itu. Namun rana itu bagiku
bisa berubah menjadi wakil dari kalimat meminta aku untuk lebih
serius padanya. Dengan alasan rana itu nyata ditujukan padaku.
Seseorang tidaklah mudah jujur mengungkap apa yang ada di hati dan
pikirannya kecuali kepada orang yang memang benar bisa dipercaya
sebagai sandaran atas letih.
Pula aku heran karena aku tahu jika disisi setengah dari perasaannya
mengatakan jika aku sama sekali bukanlah pilihan yang tepat baginya.
Terkadang hal seperti inilah yang membuat aku tidak memahami
perempuan. Satu sisi meminta namun bibir berkata tidak. Dan ketika aku
bersungguh maka makin keras sekali dia mengatakan tidak pun ketika aku
melemah maka dia bisa gelisah.
Ya, hati dan pikiran tak akan pernah sama. Hati tahunya senang tanpa
perlu perhitungan sedang pikiran sangat memperhitungkan dari segala
hal pemenuh kesenangan.

Ya, kaki kiri dan kaki kanan melangkah bergantian ketika kau berjalan,
barangkali itu hati dan pikiranmu yang sedang menuju tempat seperti
yang kau mau.

Kau lelah berjalan, aku mengerti itu dan aku hanya orang yang
kebetulan sesui untuk membuang serapahmu.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...