Tawa tetua terdengar lebih pada memberi kesempatan pada Pram untuk
memahami apa yang telah disampaikan.
"Obsesi adalah permainan orang muda, sedang bagi ulun sekarang bukan
waktu yang tepat.
Ulun dulu selalu menginginkan yang lebih, sama seperti pian saat ini.
Ulun sudah melupakan masa lalu, masa betapa ulun menjadi tamak,
bermodal teori yang menuntun pada peluang baru walau itu kadang
peluang itu menakutkan, tapi... sudahlah" ujar tetua tak sanggup lagi
mengingat masa lalu. Setidaknya tetua memberi alasan yang cukup untuk
meragukan apa yang telah dilakukannya pada masa lalu agar Pram
berpikir dua kali sebelum terlibat lebih jauh.
"Ilmu pasti bukanlah hal yang pasti, tapi itulah indahnya pengetahuan
yang memberi warna hidup dengan sejuta obsesi" sambung Pram.
Pagi yang segar bagi Pram pun Angga. Kopi hitam menambah sempurna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar