Tengah hari keduanya telah sampai di desa Hulu Tengah, tapi perjalanan
harus terhenti lagi mendapati jalan yang makin becek dan berlumpur.
"Aku dulu sangat memimpikan untuk bisa tinggal di pedalaman tapi
sekrang aku berubah pikiran" ujar Angga sambil membuka pintu mobil
untuk keluar dan ingin memastikan seberapa parah keadaan jalan.
Pram tertawa ringan "Itu baru Angga, laki-laki selalu tak sabar
memastikan apa yang dilihat. Cepat reaktif, apalagi melihat tubuh
mulus perempuan langsung ...., wao.." jawab Pram.
"Gila!" timpal Angga dengan tawa keras.
Barangkali sudah menjadi kodrat jika laki-laki memiliki kecenderungan
cepat reaktif terhadap apa yang diterima indra, tentunya sangat
berbeda dengan kaum hawa yang memiliki kecenderungan membangun mental
terlebih dahulu sebelum reaksi bisa dilepas.
Jika pria suka apa yang terlihat sedang perempuan menunggu rayu.
Kubangan lumpur rupanya mulai mengurangi nyali, tapi keduanya merasa
tanggung untuk turun lagi.
"Jalan apa acan (terasi)? Bisa kemalaman kita" ujar Angga.
"Beda ya dengan cinta. Kalau cinta apa saja yang menghalang gak peduli"
"Setan kau Pram"
Tawa keduanya meledak memecah sunyi perkebunan.
10.21.2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar