"Cobalah memenajemen apa-apa yang ada pada dirimu, berlakulah efisien
terhadap energi yang kau miliki untuk sesuatu yang kau anggap itu
menjadikan dirimu lebih baik.
Yang aku tahu jika terlalu banyak yang kau pikirkan hanya akan
menjadikan dirimu kehabisan tenaga tapa hasil yang memberi bekas
didalam kehidupanmu.
Jika kau terlalu menyimpan satu hal secara berlebih pada perasaan maka
hatimu justru tumpul, hanya akan melahirkan keyakinan kosong yang tak
akan pernah terbukti bahkan lebih pada bisa menghancurkan dirimu
sendiri. Perasaan cinta terhadap kekasih, materi, bahkan pada Tuhan
sekalipun justru akan melahirkan buta mata hati pun pikiran.
Cobalah hati dan pikiran kau fungsikan terhadap sesuatu yang
benar-benar ada didepanmu, nyata. Bukan kau gunakan pada imajinasi
yang tersusun dari cerita orang lain, walau orang lain tersebut
sebagai guru spiritual sekalipun. Biarkan mereka bercerita tapi jangan
kau masukkan cerita mereka itu pada hati dan pikiranmu secara
permanen, sebagai keyakinan. Apa-apa yang dinyatakan orang lain cukup
temporal saja di otak.
Bacalah kitab suci dengan hati dan pikiran yang bersih, tanpa beban.
Maka kau akan benar mendapat hidayah. Pun bekerjalah dengan hati dan
pikiran yang bersih pula, maka apa yang kau kerjakan akan memberi
manfaat" datu Yana menghentikan kalimat lalu menghisap dalam-dalam
rokok ditangan.
"Kebiasaan orang kita hanya bisa menggunakan pikiran cerdas ketika ada
masalah dalam profesi, pertanyaan atau soal yang diajukan pihak lain
dan sisanya hanya melakukan hal rutin atau mencari kepuasan, mengejar
kemuliaan tanpa runtutan pencapaian yang logis, menutup hati. Hal yang
hanya menghasilkan korup. Korupsi lahir dominan dari buta hati atau
juga sakitnya sang hati.
Bukankah kalu kita mau jujur hati yang kita miliki hanya berfungsi
ketika dilanda asmara dan hanya sedikit prosentase kasih terhadap
sesama. Apalagi menggunakan hati untuk profesi, yang ada profesi
justru menyakitkan hati ketika terbanding profesi kita dengan apa yang
telah dicapai oleh individu lain. Tentu aku tak heran hampir semua
profesi cenderung mudah berantakan ketika hati pelaku profesi
mendapati asmara, bukti kuat bahwa manusia jarang sedia menggunakan
hati didalam profesi sehingga dengan mudah membiarkan hati terisi oleh
cinta.
Pun semua ceritaku jangan kau biarkan menguasai hati dan pikiranmu,
cerita yang cukup kau cerna sesaat jangan sampai permanen tertanam
dalam ingatan.
Aku sudah terlalu tua untuk dunia yang makin dinamis dengan berbagai
trik dan godaannya yang makin menggurita di kesadaran hidup. Aku
memilih sepi larut dengan ketuaan yang makin menyadarkan aku tentang
arti hidup.
Jangan pula kau anggap aku tahu, setinggi apa pencarian hanya akan
bermuara pada tidak tahu, Jika kau merasa tahu maka kau masih sangat
belum tahu"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar