"Justru ketidak tahuanmulah yang akan menyadarkan pengertian hidup,
akan lahirlah sikap tawadhu'.
Ketika kau sudah tak mampu menilai orang lain lagi kecuali menghitung
dirimu sendiri. Tak akan pernah ada jawaban kecuali kau sendiri yang
bisa menjawab.
Memang seolah kau kalah, tapi sesungguhnya kau telah menang atas
dirimu sendiri, awal dari kau yang telah mampu melampaui diri sendiri.
Kau sungguh merasa sempit sedang kau dihamparkan luas dan kau akan
mengetahui bahwa biji sawi sungguh melebihi besar gunung" datu Yana
menutup kalimat.
Matahari telah akan tenggelam, tak perlu ada yang disiapkan,
membiarkan gelap yang sebentar lagi akan datang. Seperti biasa datu
Yana berlalu meninggalkan begitu saja memberi kesempatan untuk
berpikir atau justru harus mengaduk perasaan sendiri.
"Kekasih salamku masih untukmu, dan kau selalu ada ketika aku
terkondisi pada kesadaran rana"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar