Sulit aku mengerti ketika hidup menyatakan kastanya sendiri, dengan gerak yang sangat memaksa, kompromi tak, asih terhadap ingin jua tak, segala asumsi buyar.
Ada pertanyaan yang masih belum usai, jika bukan cinta mengapa aku tak bisa lupa, bahkan aku tak pernah bisa membedakan antara benci, cinta atau ambisi, yang aku tahu hanya kau yang di jauh sana. Tak mampu lagi nalar mengurai apa gerangan.
Butir pasir tempat aku berdiri tak pernah mengeluh atas debur ombak yang menerpa, angin tak pernah lelah, pun ilalang tetap menari. Aku tersandar di bawah pohon nyiur, bukankah mulai terasa manusia dikuasai oleh ingin dan selalu menolak peran yang seharusnya ia mainkan.
2.02.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar