Ada yang terus berbisik, meniup api hasrat yang aku sangka tetap dalam kendali, ternyata tak seperti sangkaku.Sekarang aku baru sadar telah membangunkan iblis seribu muka, yang telah lama tertidur oleh mantra kekal yang aku dapat dari seorang petani.
Aku telah benar-benar menginjak tanah, tempat darah ditumpahkan, tempat sihir mata, jalan menuju neraka jahanam. Tempat dimana iblis membimbing dengan hembusan janji bahagia jua kuasa berlumur kenikmatan dengan berjuta suka citanya, terkadang ditaburi dengan bahasa suci milik para dewa.
Sekarang aku mulai bimbang siapa yang aku imani, topeng pembawa kabar kedewasaan langkah pun kebijaksanaan atau topeng yang teramat dibenci mata dan selalu mendapat cibir, yang jelas aku hampir melihat siapa dibalik topen-topeng itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar