2.24.2012

Jamuan Dewi


Tak pernah indah sebenarnya melihat  wajahnya yang makin memucat, bodohnya aku mempercayai bibirnya yang lembut mengatakan jika tarian ini kosong tanpa mantra.

Sedang  yang aku saksikan justru wajahnya menggambar garis luka, gaun dari bulu merak yang dulu indah dikenakan  jadi  terasa buram,  terkena hembusan teluh penguasa sisi gelap.
Dia masih  menari dengan gemulai, tarian teatrikal kadang menusuk, kadang mengundang senyum penonton,  biola pengiring ikut mengaduk perasaan diantara asap  ringan yang bergerak menyuguhkan aroma dupa, aku terhipnotis oleh ritme gerak yang makin meninggi, terlihat senyum  terus diumbar.
 Mendadak terkejut aku ketika melihat sorot matanya yang lebih berbicara dari gerak tari yang dimainkan, senyum yang  tadi  lembut indah ternyata diiringi kalimat puja . Bukan lagi sekedar tarian cerdas.
Masih aku bertanya mengapa dia berikan ruang untuk dewi asmara untuk mengibas-ngibaskan ekornya yang tampak manis sedang setengah dari taringnya tersumbul  menawarkan bisa.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...