Aku sudah membuka pintu ruang yang seharusnya terkunci, ruang dimana malaikat-malaikat selalu membaca mantra suci beserta iblis yang meniup-niupkan nafsu ditiap hembusan nafas, ruang yang ditiap sudut penuh dengan rajah yang membuat dua insan terjerat tali berbalut asmara dan aku tahu dia tidak mungkin siap.
Tak akan, sekalipun hanya mimpi. Hanya membiarkan hasrat untuk berkalimat, entah apa ujud kalimat itu, masing-masing tahu berguna maupun tidak berguna akan sama saja.
Mungkin dia membiarkan memori menguasai dan aku mungkin merindukan luka yang dalam.
Mungkin dia akan menikam ketika kusisir rambutnya yang terurai, ketika kubasuh lembut kakinya dengan air hangat, atau ketika kunyalakan tungku api pengusir dingin yang menusuk tulang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar