Terkadang aku bertanya, ada apa sebenarnya dengan prinsip dasar
kehidupan yang aku fahami.
Dulu aku mengenalmu bukan atas niat yang berbelit seperti sejauh ini,
pertemanan biasa seharusnya.
Tapi tak terasa aku banyak kagum padamu, lalu niat ingin berbagi
setidaknya sebagai solusi tegur sapa sekedar diskusi pendek. dan
sekarang terasa ada yang hilang ketika tidak tentangmu, tidak
menyapamu.
Yang menjadi masalah justru kini aku ragu, karena entah mengapa
disetiap penulisan yang aku selalu tujukan padamu itu sudah semakin
jelas bagiku kemana dan apa yang sebenarnya terjadi dengan hidup ini
dan kemudian aku ingin berbagi denganmu selalu berakhir dengan layar
hitam. Perangkat yang aku gunakan selalu mati. Kejadian berulang
setiap aku hendak finish up dari alur yang seharusnya menjadi
kesimpulan akhir, walau sudah aku gunakan perangkat yang berbeda
jenis.
Entah, yang tersisa sekarang hanya pertanyaan kemana kita mengarah, untuk apa?
Yut, kau sempurna di mataku. Barangkali semua lebihmulah yang mungkin
menjadi alasan Allah tak akan pernah ada memberi izin atas aku untuk
menyentuhmu.
Salam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar