"Hati-hati bersikap, utama sekali pada yang berkemungkinan bakal
melibatkan emosi, pikirkan kembali sebelum keputusan untuk memasukan
pribadi lain dalam kehidupanmu kecuali kau berpikir itu peluang
terbaik untuk mengenal dirimu sendiri" ujar Kojin dengan serius. Kojin
tahu dengan jelas apa yang ada dalam pikiran Urip dari cara Urip
menatap.
"Gelisah yang kau miliki bukan seperti naluri mempertahankan
kelangsungan hidup. Kau masih mencabang" sambung Kojin.
"Kau cerewet mirip guru Wahab ya" jawab Urip yang merasa dihakimi,
walau setengahnya Urip membenarkan apa yang diucap Kojin.
Urip memang masih sulit meniadakan perempuan yang telah mengambil
porsi besar dalam kesadarannya itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar