Tawa tetua terdengar lebih pada memberi kesempatan pada Pram untuk
memahami apa yang telah disampaikan.
"Obsesi adalah permainan orang muda, sedang bagi ulun sekarang bukan
waktu yang tepat.
Ulun dulu selalu menginginkan yang lebih, sama seperti pian saat ini.
Ulun sudah melupakan masa lalu, masa betapa ulun menjadi tamak,
bermodal teori yang menuntun pada peluang baru walau itu kadang
peluang itu menakutkan, tapi... sudahlah" ujar tetua tak sanggup lagi
mengingat masa lalu. Setidaknya tetua memberi alasan yang cukup untuk
meragukan apa yang telah dilakukannya pada masa lalu agar Pram
berpikir dua kali sebelum terlibat lebih jauh.
"Ilmu pasti bukanlah hal yang pasti, tapi itulah indahnya pengetahuan
yang memberi warna hidup dengan sejuta obsesi" sambung Pram.
Pagi yang segar bagi Pram pun Angga. Kopi hitam menambah sempurna.
10.29.2013
10.26.2013
Pembicaraan Larut
Menjelang gelap keduanya baru sampai di perkampungan. Seorang warga
yang ditemui Angga untuk bertanya malah menawarkan diri untuk
mengantar ke tujuan, ke rumah pak Murdi. Beliau di kampung itu dikenal
sebagai tetua wilayah Hulu Tengah.
Jalan tak bisa laju, masih ada sedikit kubangan yang memaksa
kehati-hatian mereka, ketika telah dekat dan memasuki halaman rumah
pak Murdi seekor anjing warna coklat menyalak beringas menyambut
kedatangan, seolah mengusir mereka, namun segera setelah itu tuan
rumah membuka pintu memanggil sang anjing memintanya untuk bersikap
lebih tenang. Benar, segera si anjing itupun mendatangi tuannya juga
bersikap lebih tenang.
Ketiganya dipersilahkan naik kerumah dan Anggapun menuruti permintaan
tuan rumah. Setelah ikut membantu Pram untuk naik rumah maka warga
yang mengantar itupun pilih mohon diri.
Didahului dengan menyalakan lampu, setelah itu pak Murdi menyegera
duduk di hadapan kedua tamunya dan memulai basa-basi adat timur
sekaligus saling mengukur-takar pembicaraan pun sedikit pendalaman
karakter agar tidak salah juga bisa memberi rasa nyaman dalam
berkomunikasi.
Jam terus berputar, pembicaraan telah menemukan alur, Pram sangat
serius mengikuti, sedang Angga tertidur, selain kelelahan Angga juga
tidak begitu memahami apa yang mereka bicarakan. Hingga tak terasa
tinggi malam sudah, sedang diluar bulan purnama penuh baru terbit di
antara awan.
"Pian (kamu) tidak akan tahu sesuatu karena pian mengandalkan pikiran
untuk mencari arti dari sesuatu itu. Pikiran cenderung memberi
gambaran sendiri dalam bereaksi, pikiran sangat handal membuat fantasi
yang seolah nyata, pikiran selalu menarik keluar dari esensi,
menghentikan pendalaman hingga terhenti pada batas apa yang terlihat,
terdengar, tercium, terasa dan teraba. Hingga tak terasa membawa
kita pada penyimpangan, sejauh tergantung dari kemampuan pikiran itu
sendiri untuk bisa membuat kemungkinan. Asumsi kosong.
Segala sesuatu tak sekedar berdasar pada kemungkinan yang bisa pian
kalkulasi secara matematis.
Coba pian belajar memahami sesuatu dengan seluruh indra juga libatkan
hati , setelah itu boleh pian gunakan pikiran sebagai kalkulasi awal
untuk membuat kemungkinan . Namun jika sesuatu itu berawal dari
aktifitas yang tak mampu pian pikirkan sebagai pijakan kalkulasi maka
pian baik memilih menggunakan hati dan perasaan untuk mengetahui. Dan
jika pikiran pun hati tak mencukupi maka ruhlah yang mengetahui
jawaban, jika ketiganya tak jua memadai maka pian sedang berurusan
dengan kekuasaan Tuhan.
Andai pian membaca tulisan maka jangan pian sekedar mengerti seperti
apa yang tertulis, cobalah libatkan perasaan untuk memahami.
Akan terasa tulisan itu menggunakan pikiran, iseng, atau menggunakan hati
Jika pian mampu mencerna tulisan itu dengan nalar, memiliki urutan
yang jelas, kemudian bisa diurutkan kronologis kejadian awal dalam
bentuk imajinasi maka pian bisa mengatakan itu tulisan karya ilmiah
yang di gagas oleh pikiran yang diawali dengan fantasi dan kemudian
dikembangkan oleh nalar cerdas lalu tertuang dalam bentuk tulisan.
Namun ketika pian membaca tulisan yang tak bisa dipahami, maka pian
coba pilih kalimat atau kata dari tulisan itu yang bisa di pahami,
barangkali ada sedikit petunjuk, adakah ungkapan kemarahan,
kebahagiaan atau apa. Berilah ruang pada hati untuk ikut merasakan.
Ada dua kemungkinan jika tulisan itu tidak memiliki urutan kalimat
yang jelas, jika tidak ditulis atas dasar tekanan berarti pelepasan
isi perasaan di hati secara ekspresif dalam bentuk tulisan. Dua
kemungkinan yang dua-duanya berpangkal pada pengungkapan hati.
Jika pian tidak tahu maka ulun (aku) ragu, apa pian tidak memiliki
hati untuk merasakan? Tidak tahu karena mengunakan pikiran untuk
memahami hati, itu yang mungkin" tetua Hulu Tengah membuang nafas,
membuang sebagain besar yang dia ketahui ke alam dan hanya sedikit
yang disampaikan kepada Pram.
Tetua tahu Jika Pram berasal dari lingkungan yang menuntut logis.
"itu sedikit gambaran. Menjadi dasar penggabungan yang bersifat sihir
dengan ilmiah, seperti apa yang pian dengar. Tapi ulun bukanlah
penyihir" tawa tetua memecah malam.
"Orang menyangka ulun tidak tahu, itu sangkanya. Orang tersebut hanya
menyangka, dia sebenarnya tidak tahu akan ulun. Mudah ulun
membuktikan, andai pian menganggap ulun bodoh maka pianlah yang bodoh,
pian hanya melihat sisi sedikit ulun, tak tahu yang ulun sembunyikan.
Ulun memiliki pengetahuan yang pian tak pernah tahu.
Andai pula pian menganggap ulun pintar maka sungguh pianlah yang
pintar. Orang yang pintar sajalah yang tahu mana prilaku bodoh mana
prilaku pintar. Andai pian bicara diantara orang bodoh dengan
menggunakan bahasa pintar maka pian akan dibilang gila, aneh, bodoh.
Tapi ketika pian berbahasa pintar diantara orang pintar maka pian akan
dibilang pintar oleh mereka.
Sekarang ulun bertanya pian yang tidak tahu atau ulun yang tidak tahu.
Atau pian ingin bilang jika ini hanya permainan kata?" kali ini wajah
tetua berubah serius.
yang ditemui Angga untuk bertanya malah menawarkan diri untuk
mengantar ke tujuan, ke rumah pak Murdi. Beliau di kampung itu dikenal
sebagai tetua wilayah Hulu Tengah.
Jalan tak bisa laju, masih ada sedikit kubangan yang memaksa
kehati-hatian mereka, ketika telah dekat dan memasuki halaman rumah
pak Murdi seekor anjing warna coklat menyalak beringas menyambut
kedatangan, seolah mengusir mereka, namun segera setelah itu tuan
rumah membuka pintu memanggil sang anjing memintanya untuk bersikap
lebih tenang. Benar, segera si anjing itupun mendatangi tuannya juga
bersikap lebih tenang.
Ketiganya dipersilahkan naik kerumah dan Anggapun menuruti permintaan
tuan rumah. Setelah ikut membantu Pram untuk naik rumah maka warga
yang mengantar itupun pilih mohon diri.
Didahului dengan menyalakan lampu, setelah itu pak Murdi menyegera
duduk di hadapan kedua tamunya dan memulai basa-basi adat timur
sekaligus saling mengukur-takar pembicaraan pun sedikit pendalaman
karakter agar tidak salah juga bisa memberi rasa nyaman dalam
berkomunikasi.
Jam terus berputar, pembicaraan telah menemukan alur, Pram sangat
serius mengikuti, sedang Angga tertidur, selain kelelahan Angga juga
tidak begitu memahami apa yang mereka bicarakan. Hingga tak terasa
tinggi malam sudah, sedang diluar bulan purnama penuh baru terbit di
antara awan.
"Pian (kamu) tidak akan tahu sesuatu karena pian mengandalkan pikiran
untuk mencari arti dari sesuatu itu. Pikiran cenderung memberi
gambaran sendiri dalam bereaksi, pikiran sangat handal membuat fantasi
yang seolah nyata, pikiran selalu menarik keluar dari esensi,
menghentikan pendalaman hingga terhenti pada batas apa yang terlihat,
terdengar, tercium, terasa dan teraba. Hingga tak terasa membawa
kita pada penyimpangan, sejauh tergantung dari kemampuan pikiran itu
sendiri untuk bisa membuat kemungkinan. Asumsi kosong.
Segala sesuatu tak sekedar berdasar pada kemungkinan yang bisa pian
kalkulasi secara matematis.
Coba pian belajar memahami sesuatu dengan seluruh indra juga libatkan
hati , setelah itu boleh pian gunakan pikiran sebagai kalkulasi awal
untuk membuat kemungkinan . Namun jika sesuatu itu berawal dari
aktifitas yang tak mampu pian pikirkan sebagai pijakan kalkulasi maka
pian baik memilih menggunakan hati dan perasaan untuk mengetahui. Dan
jika pikiran pun hati tak mencukupi maka ruhlah yang mengetahui
jawaban, jika ketiganya tak jua memadai maka pian sedang berurusan
dengan kekuasaan Tuhan.
Andai pian membaca tulisan maka jangan pian sekedar mengerti seperti
apa yang tertulis, cobalah libatkan perasaan untuk memahami.
Akan terasa tulisan itu menggunakan pikiran, iseng, atau menggunakan hati
Jika pian mampu mencerna tulisan itu dengan nalar, memiliki urutan
yang jelas, kemudian bisa diurutkan kronologis kejadian awal dalam
bentuk imajinasi maka pian bisa mengatakan itu tulisan karya ilmiah
yang di gagas oleh pikiran yang diawali dengan fantasi dan kemudian
dikembangkan oleh nalar cerdas lalu tertuang dalam bentuk tulisan.
Namun ketika pian membaca tulisan yang tak bisa dipahami, maka pian
coba pilih kalimat atau kata dari tulisan itu yang bisa di pahami,
barangkali ada sedikit petunjuk, adakah ungkapan kemarahan,
kebahagiaan atau apa. Berilah ruang pada hati untuk ikut merasakan.
Ada dua kemungkinan jika tulisan itu tidak memiliki urutan kalimat
yang jelas, jika tidak ditulis atas dasar tekanan berarti pelepasan
isi perasaan di hati secara ekspresif dalam bentuk tulisan. Dua
kemungkinan yang dua-duanya berpangkal pada pengungkapan hati.
Jika pian tidak tahu maka ulun (aku) ragu, apa pian tidak memiliki
hati untuk merasakan? Tidak tahu karena mengunakan pikiran untuk
memahami hati, itu yang mungkin" tetua Hulu Tengah membuang nafas,
membuang sebagain besar yang dia ketahui ke alam dan hanya sedikit
yang disampaikan kepada Pram.
Tetua tahu Jika Pram berasal dari lingkungan yang menuntut logis.
"itu sedikit gambaran. Menjadi dasar penggabungan yang bersifat sihir
dengan ilmiah, seperti apa yang pian dengar. Tapi ulun bukanlah
penyihir" tawa tetua memecah malam.
"Orang menyangka ulun tidak tahu, itu sangkanya. Orang tersebut hanya
menyangka, dia sebenarnya tidak tahu akan ulun. Mudah ulun
membuktikan, andai pian menganggap ulun bodoh maka pianlah yang bodoh,
pian hanya melihat sisi sedikit ulun, tak tahu yang ulun sembunyikan.
Ulun memiliki pengetahuan yang pian tak pernah tahu.
Andai pula pian menganggap ulun pintar maka sungguh pianlah yang
pintar. Orang yang pintar sajalah yang tahu mana prilaku bodoh mana
prilaku pintar. Andai pian bicara diantara orang bodoh dengan
menggunakan bahasa pintar maka pian akan dibilang gila, aneh, bodoh.
Tapi ketika pian berbahasa pintar diantara orang pintar maka pian akan
dibilang pintar oleh mereka.
Sekarang ulun bertanya pian yang tidak tahu atau ulun yang tidak tahu.
Atau pian ingin bilang jika ini hanya permainan kata?" kali ini wajah
tetua berubah serius.
10.21.2013
Jalan Terhenti
Tengah hari keduanya telah sampai di desa Hulu Tengah, tapi perjalanan
harus terhenti lagi mendapati jalan yang makin becek dan berlumpur.
"Aku dulu sangat memimpikan untuk bisa tinggal di pedalaman tapi
sekrang aku berubah pikiran" ujar Angga sambil membuka pintu mobil
untuk keluar dan ingin memastikan seberapa parah keadaan jalan.
Pram tertawa ringan "Itu baru Angga, laki-laki selalu tak sabar
memastikan apa yang dilihat. Cepat reaktif, apalagi melihat tubuh
mulus perempuan langsung ...., wao.." jawab Pram.
"Gila!" timpal Angga dengan tawa keras.
Barangkali sudah menjadi kodrat jika laki-laki memiliki kecenderungan
cepat reaktif terhadap apa yang diterima indra, tentunya sangat
berbeda dengan kaum hawa yang memiliki kecenderungan membangun mental
terlebih dahulu sebelum reaksi bisa dilepas.
Jika pria suka apa yang terlihat sedang perempuan menunggu rayu.
Kubangan lumpur rupanya mulai mengurangi nyali, tapi keduanya merasa
tanggung untuk turun lagi.
"Jalan apa acan (terasi)? Bisa kemalaman kita" ujar Angga.
"Beda ya dengan cinta. Kalau cinta apa saja yang menghalang gak peduli"
"Setan kau Pram"
Tawa keduanya meledak memecah sunyi perkebunan.
harus terhenti lagi mendapati jalan yang makin becek dan berlumpur.
"Aku dulu sangat memimpikan untuk bisa tinggal di pedalaman tapi
sekrang aku berubah pikiran" ujar Angga sambil membuka pintu mobil
untuk keluar dan ingin memastikan seberapa parah keadaan jalan.
Pram tertawa ringan "Itu baru Angga, laki-laki selalu tak sabar
memastikan apa yang dilihat. Cepat reaktif, apalagi melihat tubuh
mulus perempuan langsung ...., wao.." jawab Pram.
"Gila!" timpal Angga dengan tawa keras.
Barangkali sudah menjadi kodrat jika laki-laki memiliki kecenderungan
cepat reaktif terhadap apa yang diterima indra, tentunya sangat
berbeda dengan kaum hawa yang memiliki kecenderungan membangun mental
terlebih dahulu sebelum reaksi bisa dilepas.
Jika pria suka apa yang terlihat sedang perempuan menunggu rayu.
Kubangan lumpur rupanya mulai mengurangi nyali, tapi keduanya merasa
tanggung untuk turun lagi.
"Jalan apa acan (terasi)? Bisa kemalaman kita" ujar Angga.
"Beda ya dengan cinta. Kalau cinta apa saja yang menghalang gak peduli"
"Setan kau Pram"
Tawa keduanya meledak memecah sunyi perkebunan.
10.18.2013
Hujan Sore
"Logikamu hanya menunjukkan kerapuhan" ujar Angga sambil berpaling
melihat kearah luar.
Hujan sudah beberapa hari mengguyur, hawa dingin sore membuat malas,
menjadikan keduanya enggan untuk aktifitas.
"Aku ingin kau menentukan pilihan dan jangan selalu kau berikan alasan
teknis yang membuat semuanya terasa sulit" Angga mulai tak tahan
berdiam.
Namun Pram masih enggan menjawab. Di benaknya hanya ada ragu jika
masalah bisa segera selesai.
Rasanya sulit menemukan Nungkai bersama orang-orang aneh yang kabarnya
telah berhasil mengkombinasikan antara kemampuan sihir dengan
pengetahuan ilmiah itu.
melihat kearah luar.
Hujan sudah beberapa hari mengguyur, hawa dingin sore membuat malas,
menjadikan keduanya enggan untuk aktifitas.
"Aku ingin kau menentukan pilihan dan jangan selalu kau berikan alasan
teknis yang membuat semuanya terasa sulit" Angga mulai tak tahan
berdiam.
Namun Pram masih enggan menjawab. Di benaknya hanya ada ragu jika
masalah bisa segera selesai.
Rasanya sulit menemukan Nungkai bersama orang-orang aneh yang kabarnya
telah berhasil mengkombinasikan antara kemampuan sihir dengan
pengetahuan ilmiah itu.
10.17.2013
Tak
"Tentu diperlukan objektifitas sebelum justice, sebelum generalisasi
pada sesuatu. Akan kacau dalam keputusan ketika informasi pembanding
yang dijadikan pertimbangan didapat dari ingatan yang sebenarnya tak
sekalipun pernah ada pembuktian. pula menjadi lebih kacau ketika hati
dan perasaan yang terlibat. Baik itu keyakinan, cinta atau sebaliknya.
Semua data terasa nyata tapi sebenarnya tidak sama-sekali.
Apapun sebelum sesuatu terputuskan cobalah untuk lebih objektif.
Rasionalisasi kembali apa yang ada didalam ingatan, hati dan perasaan
jika hendak diambil sebagai bahan pertimbangan.
Secara umum yang menjadikan sesuatu bisa kuat memberi pengaruh pada
ingatan hingga berdampak pada prilaku justru termulai dari bawah
sadar. Sesuatu yang didapat secara terus menerus namun sesuatu itu
bisa memberi arti atau jawaban atas resah yang disembunyikan, walau
jawaban yang tersampaikan dusta belaka. Jawaban atas resah yang
tenggelam dibawah kesibukan interaksi sosial, bersifat privasi dan tak
elok ketika didengar yang lain, ada tapi tak mudah dibagi.
Maka ketika kita berinteraksi akan ada banyak hal yang berlaku monoton
hingga kita bersikap mengabaikan. Namun sesuatu yang terabaikan itu
tanpa tersadari malah berpeluang memunculkan sesuatu yang tak terduga
dan jika yang tak terduga itu ternyata mampu memberi jawaban atas
keresahan maka sesuatu yang kita abaikan itu akan tertanam sempurna
didalam ingatan, menjadi ketidak sadaran yang mempengaruhi pola pikir.
Ada di ingatan, terasa nyata walau sebenarnya belum tentu.
Dan ketidak sadaranlah yang sulit dikendalikan oleh sadar. Bagaimana
mungkin sadar mengendalikan sesuatu yang memiliki posisi berbeda,
posisi uncontrol.
Jika seseorang menginginkan lupa atas sesuatu maka baik jangan ingin.
"Ingin" adalah bentuk sadar, melupakan sesuatu dengan kesadaran
terasa aneh, bukankah kesadaran tidak lupa.
Jika kau telah memutuskan untuk melupakan sesuatu barangkali dengan
mematah apa yang ada didalam ingatan adalah cara terbaik, melakukan
pembuktian untuk menggeneral apa yang hendak kau lupakan, klarifikasi,
cari sisi sebaliknya dari apa yang ada di ingatan hingga membuyarkan
semua bayangan yang ada di dalam ingatan itu sendiri.
Bisa juga dengan membawa kesadaran untuk menerima logika atas sebuah
hubungan dalam arti membiasakan logika mendominasi seluruh kesadaran.
Jika dua hal masih tak membantu maka memalsukan ingatan bisa menjadi
pilihan. Memaksakan ingatan agar mencatat apa yang hendak kita lupakan
itu sebenarnya sebagi hal terburuk, bahkan ketika teringat adalah hal
terbodoh"
ujar Pram.
"Tapi aku hanya bisa bicara namun aku membiarkan segala sesuatu
berjalan semau-maunya. Tak aku ingin baik apalagi ingin buruk. Tak
peduli digeneral sebagai apa, atas pertimbangan apa.
Biar. Tak lebih. Ketika ada cinta berbunga, ketika segalanya tak lagi
mungkin ya sudah. Tak perlu aku lupakan walau itu sakit sekalipun.
Aku sembarangan saja mengambil keputusan, tak memerlukan objektifitas.
Aku membiarkan hati dan menguasai hidupku. Aku membiarkan cinta
singgah mengacak-acak kehidupanku karena dengan hati dan perasaan aku
mendapat warna hidup" lanjut Pram.
pada sesuatu. Akan kacau dalam keputusan ketika informasi pembanding
yang dijadikan pertimbangan didapat dari ingatan yang sebenarnya tak
sekalipun pernah ada pembuktian. pula menjadi lebih kacau ketika hati
dan perasaan yang terlibat. Baik itu keyakinan, cinta atau sebaliknya.
Semua data terasa nyata tapi sebenarnya tidak sama-sekali.
Apapun sebelum sesuatu terputuskan cobalah untuk lebih objektif.
Rasionalisasi kembali apa yang ada didalam ingatan, hati dan perasaan
jika hendak diambil sebagai bahan pertimbangan.
Secara umum yang menjadikan sesuatu bisa kuat memberi pengaruh pada
ingatan hingga berdampak pada prilaku justru termulai dari bawah
sadar. Sesuatu yang didapat secara terus menerus namun sesuatu itu
bisa memberi arti atau jawaban atas resah yang disembunyikan, walau
jawaban yang tersampaikan dusta belaka. Jawaban atas resah yang
tenggelam dibawah kesibukan interaksi sosial, bersifat privasi dan tak
elok ketika didengar yang lain, ada tapi tak mudah dibagi.
Maka ketika kita berinteraksi akan ada banyak hal yang berlaku monoton
hingga kita bersikap mengabaikan. Namun sesuatu yang terabaikan itu
tanpa tersadari malah berpeluang memunculkan sesuatu yang tak terduga
dan jika yang tak terduga itu ternyata mampu memberi jawaban atas
keresahan maka sesuatu yang kita abaikan itu akan tertanam sempurna
didalam ingatan, menjadi ketidak sadaran yang mempengaruhi pola pikir.
Ada di ingatan, terasa nyata walau sebenarnya belum tentu.
Dan ketidak sadaranlah yang sulit dikendalikan oleh sadar. Bagaimana
mungkin sadar mengendalikan sesuatu yang memiliki posisi berbeda,
posisi uncontrol.
Jika seseorang menginginkan lupa atas sesuatu maka baik jangan ingin.
"Ingin" adalah bentuk sadar, melupakan sesuatu dengan kesadaran
terasa aneh, bukankah kesadaran tidak lupa.
Jika kau telah memutuskan untuk melupakan sesuatu barangkali dengan
mematah apa yang ada didalam ingatan adalah cara terbaik, melakukan
pembuktian untuk menggeneral apa yang hendak kau lupakan, klarifikasi,
cari sisi sebaliknya dari apa yang ada di ingatan hingga membuyarkan
semua bayangan yang ada di dalam ingatan itu sendiri.
Bisa juga dengan membawa kesadaran untuk menerima logika atas sebuah
hubungan dalam arti membiasakan logika mendominasi seluruh kesadaran.
Jika dua hal masih tak membantu maka memalsukan ingatan bisa menjadi
pilihan. Memaksakan ingatan agar mencatat apa yang hendak kita lupakan
itu sebenarnya sebagi hal terburuk, bahkan ketika teringat adalah hal
terbodoh"
ujar Pram.
"Tapi aku hanya bisa bicara namun aku membiarkan segala sesuatu
berjalan semau-maunya. Tak aku ingin baik apalagi ingin buruk. Tak
peduli digeneral sebagai apa, atas pertimbangan apa.
Biar. Tak lebih. Ketika ada cinta berbunga, ketika segalanya tak lagi
mungkin ya sudah. Tak perlu aku lupakan walau itu sakit sekalipun.
Aku sembarangan saja mengambil keputusan, tak memerlukan objektifitas.
Aku membiarkan hati dan menguasai hidupku. Aku membiarkan cinta
singgah mengacak-acak kehidupanku karena dengan hati dan perasaan aku
mendapat warna hidup" lanjut Pram.
10.16.2013
Palsu?
Bagaimana ingatan bisa berisi hal yang palsu hingga mempengaruhi,
mengacaukan hidup. Sesuatu yang palsu dalam ingatan tapi seolah
seseorang telah pernah mengalami sendiri suatu kejadian dan itu
menjadi ingatan yang mendalam hingga mampu memberi pengaruh besar,
membentuk spirit, membentuk sugesti atau bahkan menjadi trauma yang
mendalam, menghantui.
Sesuatu yang sebenarnya palsu berasal dari imajinasi, halusinasi atau
mimpi namun bisa melekat kuat seolah nyata sedang sebenarnya seseorang
tersebut tak sekalipun pernah mengalaminya.
Tentu ketika aku menulis kalimat ini bukanlah palsu, aku sungguh
mengalami mengetikkan kalimat. Pun kau tak beda.
Namun kemampuan rekayasa tulis kadang bisa menumbuhkan imajinasi
berlebih hingga membentuk sesuatu yang palsu namun seolah nyata
terjadi.
Semua yang aku pun kau ketik benar telah terjadi dan aku telah pernah
alami, bukanlah ingatan palsu.
mengacaukan hidup. Sesuatu yang palsu dalam ingatan tapi seolah
seseorang telah pernah mengalami sendiri suatu kejadian dan itu
menjadi ingatan yang mendalam hingga mampu memberi pengaruh besar,
membentuk spirit, membentuk sugesti atau bahkan menjadi trauma yang
mendalam, menghantui.
Sesuatu yang sebenarnya palsu berasal dari imajinasi, halusinasi atau
mimpi namun bisa melekat kuat seolah nyata sedang sebenarnya seseorang
tersebut tak sekalipun pernah mengalaminya.
Tentu ketika aku menulis kalimat ini bukanlah palsu, aku sungguh
mengalami mengetikkan kalimat. Pun kau tak beda.
Namun kemampuan rekayasa tulis kadang bisa menumbuhkan imajinasi
berlebih hingga membentuk sesuatu yang palsu namun seolah nyata
terjadi.
Semua yang aku pun kau ketik benar telah terjadi dan aku telah pernah
alami, bukanlah ingatan palsu.
10.08.2013
Terputus
Aku masih sulit lupa, masih ingin berbicara denganmu.
Setiap kali aku membicarakan hal yang mendasar dari kehidupan dan
ingin kubagi denganmu maka perangkat yang aku gunakan selalu mati,
layar hitam. Off.
Jika kejadian itu kebetulan mengapa selalu saat pembicaraan berat yang
akan aku unggah. Hal yang selalu terjadi bukan sekali dua kali.
Sulit aku membagi kalimat ketika telah mendekati esensi selalu gagal.
Barangkali Tuhan ada memberi pelarangan penyampaian dari hal yang
sebenarnya baik tetap menjadi rahasia.
Masihkah kau ada, bicaralah.
Setiap kali aku membicarakan hal yang mendasar dari kehidupan dan
ingin kubagi denganmu maka perangkat yang aku gunakan selalu mati,
layar hitam. Off.
Jika kejadian itu kebetulan mengapa selalu saat pembicaraan berat yang
akan aku unggah. Hal yang selalu terjadi bukan sekali dua kali.
Sulit aku membagi kalimat ketika telah mendekati esensi selalu gagal.
Barangkali Tuhan ada memberi pelarangan penyampaian dari hal yang
sebenarnya baik tetap menjadi rahasia.
Masihkah kau ada, bicaralah.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...