Angin kencang dari barat membawa mendung hitam sedang pohon-pohon tinggi berayun mengugurkan dedaunan kering. Mungkin sebentar lagi hujan.
Urip menepi ketempat yang sedikit luas dan cukup untuk bisa parkir. Entah apa, yang jelas ia turun dan sesaat kemudian merentangkan kedua tangan sabil memejam ia mendongak kepala ke langit.
Ingin sudah di ubun-ubun tapi keinginan berteriak sekuat mungkin tetap ia urungkan. Urip kini hanya diam dan pilih sibuk mengumpulkan sebanyak mungkin apa yang ia ingat tentang perempuan yang telah pernah dan sedang mengambil lebih banyak porsi dalam ingatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar