Kau juga aku terlibat dalam situasi yang kita sendiri telah pilih.
Larut di kondisi yang tak pernah memiliki kepastian, arah hanya semu,
makin kabur semua. Untuk apa semua yang kita lakukan?
Tidak tahu, itu jawaban yang kita miliki.
Ada keresahan mendalam di dalam diri kita sendiri yang tak pernah bisa
dihapus, walau berkali-kali berusaha untuk keluar dari hal itu malah
makin remuk, makin gelap.
Apakah ini hukuman? Menurutku bukan, Tuhan tidak pernah menghukum,
Tuhan sungguh rahman dan rakhim.
Manusia telah diberi kesempurnaan di kehidupan. Didesain untuk mampu
beradaptasi atas segala kondisi dimuka bumi. Barangkali jawaban paling
sederhana adalah kita telah berada pada kondisi perasaan, wilayah hati
yang sungguh mampu menguasai cara berkehidupan dari seseorang.
Sedikit bukti bahwa duniawi bukan segalanya, kau pun aku masih
memiliki hati sebagai penopang hidup.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar