"Semua hal yang ada memiliki alasan yang logis, bahkan ketidaknyamanan
pun kenyamanan dihati, kaya atau miskin, jodoh atau tidak, pertemuan
pun perpisahan, awal pun akhir dari setiap hal.
Meniadakan Tuhan. Tuhan hanya sosok terakhir jika semua kemungkinan telah buntu.
Iblis tak beda. Semua hanya kepercayaan kaum konservatif.
Ada tidaknya Tuhan, iblis, malaikat, neraka atau syurga menjadi terragu.
Bukan, bukan Narang...
Aku pernah lebih jauh darimu, lebih. Tapi aku telah kalah oleh qalbuku sendiri.
Semua yang aku ketahui hanya mempertegas kebodohanku, yang aku anggap
benar waktu itu justru mempertegas kesalahanku, dan yang aku banggakan
justru awal petaka.
Semua menjadi terbalik.
Dan sekarang aku hanya bisa memohon, berharap masih ada kesempatan.
Ya Robb, butakanlah mataku, tulikanlah telingaku, kelukanlah lidahku,
matikanlah peraba dan pencimanku..."
Narang terdiam mendengar apa yang diucapkan datu Yana, ada yang terasa
menarik seluruh kesadarannya pada kondisi yang mencekam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar