10.07.2015

Tak logis

Urip lahir disambut oleh kearifan budaya dan kemudian setelah dia tumbuh dan  siap untuk diajari maka agama ditanamkan kedalam setiap nafas kehidupannya oleh kedua orang tua dan lingkungan yang membesarkannya pula improvisasi seni jua logika merasuk ketika dalam proses menjadi dewasa  Dan tentu Urip taat menggunakan komposisi seni budaya agama jua logika yang telah pernah ia dapat sebagai unsur penentu dari setiap tindakan bersosial.
Budaya adalah hal yang paling awal merasuk dalam darah Urip. Budaya timur. Tak heran jika prilaku logis yang seharusnya ia ambil akan sering sulit Urip lakukan jika ada unsur kontra dengan budayanya, budaya yang ia miliki sudah menjadi protek, menjadi kritikal sebelum keputusan. Dilogika seperti apapun budaya tetap tak mengijinkan jika keputusan itu memiliki sugesti berbeda dengan norma dasar.

Tentu Urip tahu hubungan dengan kekasihnya itu jelas tak rasional, pula kekasihnya, tentu dia juga sadar.
Keduanya ingin mengakhiri, ingin melupa. Tapi apa nyatanya, budaya lebih mendominasi, segan, pemali mengabaikan rekan yang telah sekian lama berbagi di kesunyian hati. Ada rasa bersalah ketika sepatah kata yang terlontar tak disambut.
Atau mereka benar-benar telah jatuh cinta dengan cara mengedepankan logika sehingga tertutupi kasih sayang yang telah merasuk dalam nadi mereka.
Memang akan lenyap cinta itu jika terseret keranah logika namun mustahil jika kasih tak mereka rasa jika cita itu memang benar ada diantara keduanya.

"Ah... Aku ingin lupa"

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...