"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku.
Kala senja telah menjauh dan mendekatkan seluruh penat pada pada sang malam aku hanya bisa merasa bodoh. Pun iblis melepas senyum puas atas kemenangannya.
Apa yang telah pernah kulakukan kecuali membawa pada kesesatan.
Aku jijik melihat aku yang selalu berdalih sedang nyata kau tahu aku hanya menyeret orang lain untuk dosa demi dosa"
Raut Urip tampak lelah ketika apa yang terlintas dari masa lalunya hanya bisa terbaca sebagai ketidak baikkan. Tenggelamnya matahari bukanlah hal yang seperti orang lain saksikan sebagai seharusnya keindahan alam. Bagi Urip ketika matahari tenggelam di ujung cakrawala yang jauh membentang itu justru presentasi semua keburukan yang ia sembunyikan di ruang ingatannya yang gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar