Bukan saat yang senggang, namun sore itu aku sempatkan untuk berkunjung.
"jika ingin maka kamu ingin menjadi seperti apa lagi? Apakah kamu
menolak adanya dirimu sendiri?
Itulah adanya kamu, ingin hanya wujud kurang syukur terhadap
keberadaanmu" ujar beliau.
"Apakah jika saya ingin lebih baik juga tidak usah?" tanyaku ragu.
"Ya, tepat. Jangan pernah. Aku tidak pernah mempercayai keinginanku
sendiri, tapi aku percaya apa yang aku lakukan saat ini akan berdampak
di kemudian hari.
Apa yang bisa kau lakukan terhadap yang ada sekarang, bukan kau
inginkan yang tidak ada sekarang.
Aku tahu mustahil manusia tanpa keinginan, tapi aku lebih percaya pada
orang yang mengedepankan perbuatan daripada keinginan" ujar beliau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar