Menjadi picisan ketika bahasa jiwa keluar terlalu vulgar, atau coba bahasa sastra atau mantra, mungkin tetap menjadi gunjingan diantara kaum yang kokoh menggenggam norma.
Lalu mereka mengatakan jangan terbahak, dan jangan pula tersedu. Tetap bertopeng etika.
Prasangka menjadi dominan, sangka itu sendiri yang memberi citra akan sesuatu hal, memberi pengadilan dari apa yang indra analisa berdasar kitab umumnya yang tak pernah dicermati keabsahannya.
Sungguh manusia hanya beriman kepada sangka yang dia ciptakan sendiri, tak pernah rela ketika hidup memberi petuah, pun tak rela ketika alam memberi dari apa yang manusia itu sendiri tanam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Hidup bukanlah untuk tujuan, melainkan perjalanan dari petualangan yang serba mungkin. Hingga apapun itu yang sedang terjadi memang telah ...
-
Haruskah aku berjalan terus menyusun teori konspirasi gila, membolak-balik faham konkret, hingga ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar