Seorang kepala suku mempersilahkan aku duduk seraya berkata. "Aku menunggu anak, hari telah senja, masih ditanah dan aku membiarkan walau itu pamali, kenapa begitu datu? "dia melangkahi pamali demi membuang rasa takut" takut dari apa? "takut yang datang dari dalam dirinya sendiri"
Aku mulai memahami yang disampaikan, sungguh aku mulai sadar, jika rasa takut, berani, pun rasa cinta terkonstruksi oleh anganku sendiri, selama ini aku hanya bercumbu tak lebih dari pikiranku sendiri dibantu sebait dua bait kalimat darinya, pun sekilas rupa.
Dan mengapa seseorang harus memaksa orang lain yang merdeka dengan hidupnya sendiri untuk turut mewujudkan apa yang ada diangan. Sungguh luar biasa sangka, memberi gambaran seolah seseorang dihadapan senafas tujuan dengan angan.
1.21.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Aku mencoba melupakan semua. Mengalihkan pandangan pada hamparan luas kebun jagung yang hijau, terasa damai, alam begitu santun, aroma ladan...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
"Jangan khawatir, kekasihmu sudah terbiasa dengan konflik, setiap konflik yang pernah dilalui telah menjadikannya cerdas, cerdas yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar