Cerita yang pernah terjadi setengah ingin tertawa ketika mengingat kembali, tapi itulah yang sungguh terjadi, sebuah usaha yang awal keinginan berakhir dengan beda apa yang didapat.
Inginlah sesuatu dan upayakan, tetapi apapun yang terjadi dikemudian dalam upaya itu terimalah dan kelola sebaik mungkin.
Kita memang selalu ingin menentukan langkah, tapi kau sadari pun tidak hidup memiliki kehendak sendiri.
Pun kau bisa paksakan hendak dari nalar cerdasmu, lalu tunggulah apa akibat dari pemaksaan itu.
Kisah, dulu aku dihadapkan kengan kehidupan orang-orang yang buntu pekerjaan, pikiran, kebijaksanaan, pun cahaya kehidupan. Entah mengapa jua hidup menuntun mereka padaku dan sungguh aku tidak siap.
Kadang mereka datang sambil berlinang air mata, sungguh aku tak tahan dihadapkan kisah mereka.
Singkat cerita aku berusaha semampu mungkin mencarikan penawar penderitaan, dan benar satu dua masalah mampu terurai. Namun masalah tidak berhenti, dan makin kelihatan ternyata masalah seseorang tak lebih dari perbuatan mereka sebelumnya. Rupanya aku mulai sadar tak seorangpu mampu lepas dari apa yang mereka perbuat sendiri.
Rupanya kemampuanku terbatas untuk menguari hidup, aku mencoba mengumpulkan informasi dari luar termasuk dunia maya, alhasil ada yang berakhir dengan kalimat buruk caci maki, ada yang dingin, ada yang peduli tapi terbatas jua, pun satu sandungan asmara yang membuat aku tertekuk, wah jadi kacau balau, niat mencari penawar lara malah tersandung asmara.
Tak aku kecewa pun tak pulang dengan tangan hampa, banyak yang aku dapat dari perjalanan maya, sebagian penawar aku bawa, dan aku yakin mereka tak menyadari telah memberikannya padaku kebijaksanaan yang sungguh amat berharga. mungkin sekedar mungkin seolah kalimat cerdasnya yang disampaikan dihadapanku, dan tak menyadari sama sekali ruhnya dihadapanku mengajarkan kebijaksanaan.
Sunnguh tak akan sia-sia silaturami, jika kau tak terkurung pancaindra, kau akan dapati ruh yang bersilaturahmi, lalu ruh itu akan mengabarkan kepada nalar.
Terkadang amat membingungkan gerak dari hidup, bagaimana mungkin seorang ratu yang begitu anggun dan indah beserta didik dan tata yang sempurna menari terbahak bersama rakyat biasa yang menghadap memohon restu bijaksana darinya. Bukankah seisi istana akan menggunjingnya.
Begitu kadang hidup mengejek nalar cerdas
Pun aku bagaimana mungkin tak terpikat olehnya, kalau kau tahu sangat indah dan sempurna ketika dia olah kata (seorang gadis menempuh pendidikan di Belanda), dan ketika aku membuka blognya bedegub jantung nafas tak teratur lagi, kalau kau ingin tahu wajahnya, wah jawabku mungkin tidak jelas, foto yang diunggah keciiil. Bertemu muka, tak sekalipun. Kalau kau tanya cuma itu saja, ya. Kok bisa, aku juga tak mengerti.
Hanya sekedar bukti bila ruh terpaut maka raga menurut, Ruh ya ruh, bukan nalar cerdas dari fisik.
Asmara tak akan melihat kau dimana, siapa, apa, bagaimana, kau ramu seperti apa, dimana dan cobalah untuk mendustakan, maka kau akan makin merana.
Hari ini aku menari sebebas-bebasnya, dan esok aku akan bakar dupa sebayak-banyaknya, biar malaikat dan iblis berdansa ria............
1.05.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar