Dan sangat nyata yang dia katakan, dia sibuk menyulam busana penyempurna akal cerdas gaya eropa dan aku yang sibuk membakar dupa memanggil ruh alam semesta, larut dalam harmoni purba. Tetapi keduanya bisa saling rajut tali asmara dalam satu bahtera.
Nafas kerinduan yang ditaburkan antara keduanya oleh para dewa rupanya telah membuat gila. Bagaimana mungkin kau bisa berkata dusta, sedang sungguh nyata gerak kehidupan menentukan langkah cerdasnya sendiri.
Aku hanya menunggu kesakitanku sendiri sampai air mata menembus jantung, pun dia aku sangka tak jauh beda. Mungkin dia sekarang masih bisa menari dengan anggun dihiasi glamour busananya, pun aku masih meramu aroma kenanga.
Lalu apa yang setara dengan kemewahan pualam syurga selain hembusan cinta kasih asmara,dan apa yang setara dengan khuldi selain bisikan iblis tentang rindu dari buah harapan yang selalu membayang dimata.
Ya, benar aku telah mencabut pohon yang seharusnya berada khayangan untuk aku persembahkan padanya, dan diapun masih mempertanyakan niat.
1.17.2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar