5.19.2016

Linang



Bukanlah orang yang memahami estetika, Urip lahir dari kasta rendah, yang dia tahu hanya bulir kembang jagung bukan mawar merah. Hidup mengandalkan mitos peninggalan kaum konservatif, hidup tak memiliki kejelasan prespektif bukan seperti Salma yang memiliki natur tekun dalam penyempurnaan mantra. Salma individu tangguh yang memiliki kemampuan sangat baik. Salma memiliki kemampuan imprufisasi ketika mantra membentur teori. Salma mampu menjadikan teori untuk lebih stabil. Jelas, karena Salma memiliki referensi yang cukup.
Entah mengapa kini semua kemampuan seperti hilang, logika Salma tak lagi berjalan ketika berhadapan dengan Urip. Semua yang telah pernah ia pelajari dengan susah payah seperti lenyap. Mengapa?
“Aku hampir tak bisa bernafas setiap kali kau ada didepanku” ucap Salma terasa berat.
Urip tak hirau dengan apa yang didengar.
Apa itu berarti Urip puas dengan drama yang telah ia buat. Drama yang membuat Salma kehilangan senyum, sahabat, hingga kehilangan segala kemampuan atau mungkin Urip menginginkan Salma hancur lebih dalam lagi?
Aku sangka bukan. Linang air mata Salma sudah lebih dulu menusuk jantung Urip dan itu lebih dari  yang baru didengar.

Semenjak Urip mengubah jalan hidup memang dia melupakan semua. Guru Wahab, Kojin, Nungkai, Narang, Tanah Luar dan semuanya. Berorientasi materi dengan mengambil resiko tinggi memang benar-benar membuat Urip berubah. Ya, Urip gambling dengan seluruh aset yang dimiliki. Untuk apa? Gak perlu aku jawab.
Tapi yang aku tahu Urip selalu berangkat jam 2 dini hari lalu esoknya sekitar  jam 10 malam baru sampai rumah lagi. Di hampir setiap hari matanya terjaga 20 jam bekerja dibelakang kemudi dengan jarak tempuh sekitar 600 km  sebagai pejual jasa pengadaan barang.
Yang aku tahu setiap telah dibelakang kemudi dan harus memandangi jalan aspal maka isi kepala Urip tak lebih dari hanya memikirkan Salma. Urip hanya ingin melihat Salma bahagia tapi yang jelas bukan dengan dirinya. Apa itu berarti Urip tidak mencintai Salma?
Aku sangka jika seseorang mencintai orang lain maka orang itu akan sedia melakukan sesuatu berkorban apa saja agar orang yang dicintai bisa bahagia walau itu berarti yang dicintai bersama dengan yang lain. Orang yang dicintai tidaklah akan pernah jauh dari hati walau dia memiliki jarak yang jauh.

Urip tidaklah pernah akan bisa membuang Salma. Sebenarnya Salma juga bisa merasakan itu tapi tidak mudah bagi Salma ketika memandang cermin menatap dirinya yang telah lebih dari dewasa dan dia masih sendiri. Sedang Urip satu-satunya yang ada didalam ruang  hati tapi tak pernah bisa benar-benar dimiliki. 
Air mata Salma jelas menggambarkan apa yang ia ingin dan sudah pasti itu lebih dari sekedar cinta.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...