5.01.2020

Pagi

Katak juga sautan burung rawa saat matahari terbit menyadarkan Jali untuk segera menyusul Kojin dan kedua sahabatnya yang lain. Tak ingin ketinggalan terlalu jauh dari ketiganya.
Jali masih ingin tahu apa maunya Urip walau itu berarti terlibat untuk kedalam sesuatu yang masih gelap baginya.
Jali sadar dia tak sepintar sahabat-sahabatnya yang tahu perhitungan dari sebuah tindakan tapi perasaan lebih menguasai hingga dia rela melepas yang lain.
Ada yang sedikit Jali tahu, Urip tidak mungkin kembali ke Tanah Dalam kecuali demi seseorang yang telah pernah dan mungkin masih mengisi ruang hati Urip.
Jali masih ingat dulu Urip bercerita betapa ia mengagumi kekasihnya yang bahkan bagi Urip kekasihnya itu sangat memiliki arti. Jali tahu perempuan itu telah banyak merubah pola pikir Urip. Sampai saat ini Jali tak mengerti bagaimana cara perempuan itu memberi pengaruh hingga Urip berani mengambil resiko dari sebuah kemungkinan yang bagi kebanyakan orang dianggap mutahil.
Tak mungkin rasanya perempuan menaburkan mantra seperti kebiasaan orang Tanah Dalam untuk memberi pengaruh.
Pula Jali tahu sorot mata perempuan itu bukan seperti dari kebanyakan orang yang memakai tahayul sebagai pegangan hidup.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...