"Bukan seperti yang perempuan itu ucapkan, kecerdasannya telah menjadi
penjara baginya.
Setiap aku melihat jauh kedalam matanya maka hanya gelisah dari hati
dan perasaannya yang dominan menuntut.
Setahuku Uriplah yang makin memperburuk keseimbangan, Urip memancing
naluri dari setiap lekuk tubuh mulusnya untuk bangkit dan memberontak.
Dia tak bisa membahasakan sesuatu yang sebenarnya dia mengetahui apa
yang dia mau itu. Dia malu mengatakan yang sejujurnya.
Apa jika dia ingin pulang kerumah sudah pasti pulang kerumah itu yang
dia perlukan. Bukan, dia sebenarnya perlu beristirahat, bukan
rumahnya. Dia ingin meletakkan segala pencarian yang telah melelahkan
bukan pulangnya. Dia tidak memerlukan tempat yang dia sebut rumah
kecuali memerlukan damai, bukankah damai berarti di hati bukan di
rumah" ujar guru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
"Setara dengan apa yang kau rasa ketidak nyamanan itu, ketika kau tengok aku maka itu pula yang berbisik di degup jantungku. Kala senja...
-
Pagi itu Kojin berdiam memandangi anggrek yang tumbuh di sela pohon yang tumbang Sedang Beng mendekat "Tapi apakah dia sehati den...
-
Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga bisa dianalogi dalam pola matematis. misal ada pertanyaan buah dari pohon ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar