5.03.2014

Rumah?

Rumah lebih memiliki arti tempat melepas dari semua tekanan bagi yang
berada di luar rumah. Namun bagi yang berada didalam rumah, sedang
didalam rumah itu sendiri penuh dengan tekanan maka rumah bukanlah
pilihan.
Aku memilih hutan sebagai rumah karena hutan tidak menuntut aku dalam
bersikap, hutan mengijinkan aku bebas seperti apa yang aku mau.
Secara umum rumah merupakan wadah berlindung dari kondisi ekstrim alam
tapi bagiku rumah lebih pada wilayah privasi, tempat seseorang bebas
berekspresi tanpa kritik sosial.
Rumah terbesar bagiku adalah pola pikir yang mampu membiarkan atau
membebaskan orang lain menilai atas diri kita sendiri, rumah terbesar
bagiku lebih pada sikap percayanya seseorang akan kehidupan yang tidak
sesederhana kalkulasi sehingga penilaian orang lain terhadap diri kita
hanya terdengar sebagai bicaranya orang yang tidak mengerti arti
kehidupan, sebagai ucapan dangkal yang tidak memerlukan penjawaban.
Lebih percayanya seseorang pada apa yang orang lain tekankan itu hanya
sekedar muntahan gagal dari orang lain itu sendiri.
Jelas sekali peran hati dan pikiranlah yang menentukan seperti apa itu
rumah, maka ketidak tenangan hati dan terlalu lelahnya pikir yang
menuntut rumah, demi bisa berlindung dari apa yang sedang seseorang
itu hadapi.
Jiwa kekasih Urip memang sangat memerlukan sandaran. Namun ketika hati
perempuan itu bersandar pada Urip logikanya menolak.
Dia tidak memahami lagi apa arti hubungannya dengan Urip karena naluri
dari tubuhnya menuntut lebih dari sekedar komunikasi.
Tentu wajar karena naluri dari lembut kulitnya tak akan mau memahami
kalimat kecuali sentuhan yang bisa dipahami.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...