Itu yang aku maksud bisakah ikan tahu nasib air tempat ia hidup. Urip sangat suka perempuan itu. Perempuan itu cantik baginya. Urip menganggap perempuan itu sempurna. Dimata urip perempuan itu terbaik dari semua yang ia pernah kenal. Sering urip mengatakan padaku andai ia masih sendiri tentu ia akan terbang ke sana untuk menemui. Tapi nasib mengatakan lain. Nasib bukan sekedar hubungan antara dua manusia tapi meliputi semesta alam yang memiliki kait satu dengan yang berjuta dalam ketentuan dan keteraturan yang hanya Tuhan sendiri tahu.
Satu tindakan memiliki keterkaitan berurut atas masa lalu hingga masa depan dengan berjuta akar konskwensi yang saling membentur tapi tetaplah terukur dalam aturan pula itu sangatlah rumit.
Mungkin perempuan itu meragu dengan ucapan Urip yang bernada puja, mungkin anggap perempuan itu apa yang diucap Urip sebagai gombalan.
Tapi aku rasa Urip taklah buta dan ucapnya bukan gombalan semata. Mustahil lelaki seperti Urip mudah terpengaruh. Jelas perempuan itu memiliki sesuatu yang lebih dari kebanyakan perempuan. Aku rasa perempuan itu telah mampu mencapai sesuatu yang hanya sedikit perempuan lain bisa lakukan. Pasti bukan seperti perempuan yang lain, yang sudah harus terkurung kebebasannya oleh kewajiban rumah tangga hingga tak bisa bergerak. Memikul beban yang diberikan oleh laki-laki yang dulu memujanya.
Bagaimana mungkin perempuan itu tidak cantik, aku rasa Urip tak akan tertarik untuk berbincang lebih jauh jika dia tak cantik. Dan kau tahu rupa sangat berpengaruh atas sebuah hubungan. Bagaimana mungkin urip sedemikian jauh betah jika dia jelek. Jika dia jelek pastilah Urip malas sudah mendekati apalagi berlama-lama.
Dan aku rasa perempuan itu juga sadar jika sebenarnya telah pernah banyak laki-laki yang sering curi pandang padanya. Tapi sayang... perempuan itu sudah terlalu tinggi jauh diatas hingga laki-laki minder dibuatnya, pun kalau laki-kaki menyatakan suka padanya sayangnya laki laki itu bukanlah ekspetasinya dan pasti tak bisa perempuan itu sambut karena tak bisa selaras dengan apa yang ia mau. Apa perempuan itu pilih-pilih? Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi bagaimana tidak memilih sedang ia punya pengetahuan tentang baik dan buruk, selaras dan tidak.
Nah aku yang justru heran bagaimana Urip bisa membuat perempuan itu tahan berlama-lama dengannya.
Ah.... inilah hidup.